Rabu 06 Aug 2014 15:24 WIB

Menag Tinggalkan Acara Hari Anak Nasional Demi Wanita Alkhairaat

Menteri Agama, Lukman Hakim Saifudin.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri Agama, Lukman Hakim Saifudin.

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengaku meninggalkan puncak acara peringatan Hari Anak Nasional bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono demi Wanita Islam Alkhairaat (WIA) di Palu, Rabu (6/8).

"Saya memohon izin ke Pak Presiden untuk tidak menghadiri acara peringatan anak nasional bersama beliau agar saya bisa menghadiri kegiatan ini. Semuanya saya lakukan karena kecintaan saya pada Alkhairaat," katanya saat memberi sambutan dalam acara pembukaan Muktamar ke VI sekaligus peringatan ulang tahun emas ke 50 tahun WIA, di kompleks Alkhairaat Pusat Palu, Rabu (6/8).

Mestinya kata Lukman acara peringatan anak nasional yang berlangsung di Jakarta dihadiri seluruh menteri Kabinet Indonesia Bersatu, namun demi memenuhi undangan WIA, ia terpaksa pamit ke presiden untuk tidak menghadiri acara tersebut. Karena itu Lukman meminta kepada segenap jajaran pengurus WIA yang tersebar di 13 provinsi harus tetap eksis dan terus memberi kontribusi bagi umat.

Lukman yang menggantikan Menteri Agama sebelumnya Suryadharma Ali mengatakan pemerintah memberi apresiasi besar kepada WIA karena selama ini sudah berkontribusi dalam pembangunan khususnya di kalangan perempuan. Jenjang kepengurusan WIA di seluruh Indonesia saat ini sudah tersebar di 13 provinsi dengan organisasi induk berpusat di Kota Palu, sebagai daerah penyebaran terbesar Perguruan Islam Alkhairaat di bidang pendidikan dan dakwah.

Untuk menggerakkan organisasi yang didirikan Habib Said Idrus bin Salim Aljufri pada 1930 tersebut saat ini membutuhkan anggaran sekitar Rp2 miliar per tahun. Namun sumber pembiayaan organisasi setiap tahunnya hanya mencapai Rp 750 juta.

Sehari sebelumnya Pengurus Besar Alkhairaat sebagai induk organisasi WIA telah meluncurkan program pengembangan ekonomi umat bernama Kemandirian Ekonomi Khusus Alkhairaat. Program ini diharapkan melahirkan kemandirian ekonomi organisasi sehingga Alkhairaat tidak lagi selalu bergantung pada bantuan pemerintah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement