Senin 04 Aug 2014 14:11 WIB

Antisipasi Pendatang Tak Jelas, Pemprov DKI Fokus Benahi Kawasan Kumuh

Rep: fauziah mursid/ Red: Muhammad Hafil
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
Foto: Yasin Habibi/Republika
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)

REPUBLIKA.CO.ID, BALAI KOTA -- Usai libur lebaran berakhir, penduduk Jakarta dari luar daerah mulai kembali ke Ibu kota, yang tak jarang membawa serta kerabatnya. Seperti diketahui, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga menyatakan tidak akan melarang pendatang ke Jakarta dengan tidak lagi menggelar operasi yustisi.

Meski begitu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berkeyakinan kedatangan pendatang tidak akan membebani Ibu Kota, asalkan pendatang memiliki keterampilan dan tempat tinggal yang jelas. Ahok sapaan akrabnya, mengatakan pendatang yang menjadi beban Jakarta adalah mereka yang ingin mengadu nasib tanpa bekal apapun, hingga akhirnya menempati kawasan-kawasan kumuh di Jakarta.

Oleh karena itu, Ahok bertekad usai lebaran jajaran dinas yang terkait akan lebih memfokuskan kepada penataan perkotaan dari kawasan kumuh daripada membatasi para pendatang. Karena menurutnya, dengan langkah tersebut dapat mencegah pendatang yang ingin mengadu nasib tanpa tujuan yang jeelas.

"Yang penting kami fokus membereskan kawasan kumuh saja, mau ngadu nasib, silakan saja. Kalau dia tinggal di pinggir sungai ya kami pulangkan, " ujar Ahok di Balai Kota, Senin (4/8).

Langkah penataan kawasan kumun tersebut akan dilakukan di beberapa titik lokasi seperti pinggiran sungai, rel kereta, hingga kolong tol. Selain itu, upaya Pemprov DKI dengan memindahkan kawasan industri di luar Jakarta juga menurut Ahok turut mengurangi jumlah pendatang yang menetap di Jakarta. Biasanya pendatang yang ke Jakarta hanya transit ke sebelum mereka menuju kawasan industry. Oleh karenanya, langkah itu pula yang akan dilakukan Pemprov DKI untuk memaksa pabrik-pabrik ke luar Jakarta.

“Kita mau dorong pabrik-pabrik itu keluar dari Jakarta saja. Orang kerja di Jakarta ga masalah, selama ini kita promosi turis kok, turis boleh datang karena punya duit soalnya. Kalau yang datang ke sini kelas menengah ke atas, punya keterampilan ya gak apa-apa,” kata mantan Bupati Belitung Timur tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement