REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Pemerintah Provinsi Papua berencana membangun rumah sakit khusus yang menangani dan merawat warga yang positif terinfeksi HIV/AIDS.
"Selama ini penanganan warga yang positif terinfeksi HIV/AIDS di rumah sakit umum terkesan masih diskriminasi. Harus ada rumah sakit khusus buat mereka (warga yang sudah positif HIV/AIDS, red.)," kata Kepala Dinas Kesehatan Papua drg. Aloysius Giyai di Jayapura, Senin (4/8).
Menurut dia, selama ini masyarakat yang terdeteksi HIV/AIDS setelah menjalani pemeriksaan di rumah sakit umum masih kurang mendapatkan perhatian. "Mungkin karena penyakit itu menular," ujarnya.
Berdasarkan alasan itu, katanya, Pemprov Papua akan membangun rumah sakit khusus. Ia mengatakan saat ini pihaknya sudah memiliki lokasi untuk membangun rumah sakit khusus HIV/Aids tersebut. Pengerjaan pembangunan, kata dia, direncanakan dilakukan pada 2015.
"Rumah sakit khusus itu selain untuk merawat mereka yang positif HIV/AIDS, juga menangani warga yang mengidap penyakit kusta dan franbosya," katanya.
Pemprov Papua juga berencana mengembangkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dok II Jayapura menjadi Rumah Sakit Penyelamatan Ibu dan Anak. "Pengembangan RSUD Jayapura dilakukan setelah rumah sakit khusus dibangun," ujarnya.
Rumah Sakit Penyelamatan Ibu dan Anak, katanya, selain membantu ibu yang melakukan persalinan, juga ada semacam penginapan di sekitar rumah sakit itu untuk menampung (karantina, red.) ibu hamil yang sedang menunggu persalinan.
"Selama karantina, sang ibu akan diberi makanan tambahan bergizi bagi dirinya dan bayi yang dikandung," ujarnya.