REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono didesak untuk memberi ucapan selamat kepada presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla periode 2014-2019 secara resmi.
"Kami menyarankan SBY segera mengeluarkan pernyataan atau ucapan selamat kepada presiden terpilih yang baru ditetapkan KPU (Komisi Pemilihan Umum). Publik menunggu ini. Tidak hanya telepon," kata Jojo Rohi dari Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Indonesia di Gedung Badan Pengawas Pemilihan Umum, Jakarta, Rabu.
Presiden Yudhoyono diketahui telah memberi ucapan selamat kepada Jokowi lewat telepon sesaat pengumuman pemenang Pilpres 2014 di Gedung KPU.
Menurut Juru Bicara Tim Pemenangan Jokowi-JK, Presiden menghubungi Jokowi ketika Jokowi keluar dari Gedung KPU.
Menurut Jojo, Presiden seharusnya tidak hanya memberi ucapan lewat telepon karena hal tersebut sifatnya personal.
"Kalau lewat telepon kan sifatnya personal, publik tidak tahu apa yang mereka bicarakan," ujarnya.
Ia menambahkan, Presiden juga sebaiknya menyatakan sikap atas proses penyelenggaraan Pilpres 2014.
"Sampai hari ini SBY secara kelembagaan belum menyatakan sikap apapun atas hasil KPU (Komisi Pemilihan Umum). SBY setidaknya harus segara menyatakan sikapnya sebagai pemerintah terhadap hasil yang diumumkan KPU,? kata Jojo.
"Selain itu pengakuan dari pemerintah sekaligus apresiasi atas hasil kerja penyelenggara pemilu dan legitimasi pemerintah atas hasil kerja KPU," tambahnya.
Ia juga mendesak Presiden menjadi pihak yang mampu meredam ketegangan yang berpotensi terjadi di masyarakat pasca pengumuman Pilpres 2014.
KPU telah menetapkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2014-2019 dengan perolehan suara 70.997.883 atau 53,15 persen dari total suara sah nasional 133.574.277. Sedangkan pasangan Prabowo-Hatta meraih suara 62.576.444 atau 46,85 persen dari total suara sah nasional. Dengan demikian, selisih suara antara kedua pasangan adalah 8.421.389.