Jumat 18 Jul 2014 16:01 WIB

'TKI Harus Mempunyai Cita-Cita'

Sebanyak 110 tenaga kerja Indonesia (TKI) bersiap untuk diberangkatkan ke Korea Selatan, Ciracas, Jakarta, Senin (7/5). (Republika/Aditya Pradana Putra)
Sebanyak 110 tenaga kerja Indonesia (TKI) bersiap untuk diberangkatkan ke Korea Selatan, Ciracas, Jakarta, Senin (7/5). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Gatot Abdullah Mansyur mengatakan tenaga kerja Indonesia (TKI) harus mempunyai cita-cita.

"Meski bekerja di luar negeri, TKI harus mempunyai cita-cita. Hubungi konsulat jenderal terdekat. Kalau belum tamat SD, ambil paket A. Begitu juga kalau yang belum tamat SMP dan SMA, silahkan ambil paket B dan C," ujar Gatot di Balai Latihan Kerja (BLK) di Surabaya, Jumat (18/7).

Bahkan, sambung dia, TKI harus melanjutkan hingga ke jenjang perguruan tinggi. Konsulat jenderal bekerja sama dengan Universitas Terbuka (UT) untuk pendidikan tinggi.

"Di Hong Kong, TKI yang juga berstatus mahasiswa paling banyak. Sekitar 550 orang," tambah dia.

Gatot juga mengimbau agar TKI di luar negeri untuk tidak berfoya-foya.

Menurut Gatot, daripada uang gaji dihabiskan untuk "gonta-ganti" telepon seluler, lebih baik digunakan untuk sekolah.

"Persoalan utama TKI kita di luar negeri, terutama di Hong Kong adalah konsumerisme. Bahkan, di Hong Kong itu ada TKI yang menyelenggarakan perayaan ulang tahun. Padahal itu, menghabiskan gaji selama enam bulan," terang dia.

Ia mencontohkan TKI sukses asal Banyumas yang bekerja di Malaysia, Sarmini, yang sukses menjadi sarjana. Setelah lulus sarjana, Sarmini kemudian diangkat menjadi PNS di Banyumas.

Gatot juga meminta TKI untuk meningkatkan kualitas diri, agar bisa bersaing dengan tenaga kerja dari negara lain.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement