Jumat 18 Jul 2014 10:30 WIB

Rekonsiliasi, Bentuk Pendidikan Politik

Dua Capres
Dua Capres

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akademisi Kunto Adi Wibowo mengemukakan ajakan rekonsiliasi dari calon presiden Joko Widodo merupakan bentuk pendidikan politik yang penting di era demokrasi partisipatif ini dan merupakan komitmen dalam menjaga persatuan bangsa.

"Kesediaan Capres nomor urut satu Prabowo Subianto untuk bertemu dengan Jokowi juga menunjukkan bahwa keduanya memprioritaskan kesatuan dan persatuan bangsa di atas kepentingan golongan dan gerbong politiknya," kata pengajar komunikasi politik di Universitas Padjdjaran (Unpad) Bandung itu dalam keterangan tertulisnya, Jumat (18/7).

Menurut dia, pendidikan politik yang disampaikan oleh kedua capres itu adalah, pertama, dengan lemahnya institusi penyelenggara dan pengawas pemilu, peran para kontestan semakin penting untuk meyakinkan konstiutennya bahwa konstetasi harus diselesaikan di bilik suara dan tidak di tempat lain.

Kedua, lanjut dia, gesekan di akar rumput yang dilatarbelakangi dengan isu agama, ras dan bahkan komunisme mengundang memori kolektif tentang kekerasan dan konflik horisontal membutuhkan suri tauladan dari para capres dan cawapres bahwa semua isu yang berpotensi memecah-belah bangsa harus dihentikan.

"Ini harus digantikan dengan perbincangan tentang bagaimana mengarahkan energi di akar rumput demi partisipasi politik yang positif bagi pembangunan bangsa," kata Kunto Adi Wibowo.

Ketiga, kata dia, mesin-mesin oligarki serta elite politik di balik kedua capres yang bertaruh habis-habisan untuk memenangkan jagoannya perlu disadarkan bahwa jagonya kini lebih memilih keutuhan bangsa daripada kepentingan segelintir kelompok.

"Tidak ada pilihan terbaik bagi bangsa ini kecuali terjadinya rekonsiliasi antara kedua calon presiden. Siapapun yang mengajak terlebih dahulu dan yang terpenting merealisasikannya," ujarnya.

Kita membutuhkan lebih dari sekedar ajakan pertemuan, apalagi jika dibajak dengan kepentingan pemain oligarki yang memaksakan kepentingannya dengan menyandera keutuhan bangsa dan partisipasi rakyat, ucap Kunto.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement