Kamis 17 Jul 2014 13:48 WIB

Jokowi-JK Baru Bahas Koalisi Setelah 22 Juli

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Mansyur Faqih
Seorang relawan pendukung Capres/Cawapres, Jokowi dan Jusuf Kalla, melakukan aksi damai untuk memperkenalkan kiprah Jokowi di Bundaran Digulis, Pontianak, Kalbar, Sabtu (5/7).
Foto: antara
Seorang relawan pendukung Capres/Cawapres, Jokowi dan Jusuf Kalla, melakukan aksi damai untuk memperkenalkan kiprah Jokowi di Bundaran Digulis, Pontianak, Kalbar, Sabtu (5/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) tak mau terburu-buru menetapkan koalisi jika berhasil menjadi presiden dan wapres.

JK mengatakan, baru akan membahas koalisi setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan pemenang pilpres pada 22 Juli 2014.

Menurutnya, sudah ada beberapa partai dari kubu lawan yang menyatakan ingin bergabung dengan koalisi tanpa syarat mereka. 

"Tapi belum kita bicarakan sekarang," ujarnya usai melakukan pertemuan tertutup dengan Jokowi di kediamannya di Jalan Lembang Nomor 9, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (17/7).

Dia menambahkan, dunia politik sangat dinamis. Keputusan untuk bergabung dengan koalisi A atau B dapat berubah sewaktu-waktu. Tergantung kondisi saat itu. 

Sehingga, bagi JK, wajar-wajar saja jika partai dari kubu lawan kini justru ingin bergabung dengan koalisinya. 

Sebelumnya, Jokowi mengaku sudah ada partai yang melakukan penjajakan politik dengan tim dari kubunya. Dia berisyarat, partai tersebut adalah yang tidak hadir pada deklarasi koalisi permanen Merah-Putih pada Senin lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement