Kamis 17 Jul 2014 12:22 WIB

Demokrat Gamang Berkoalisi, Ini Kata Ruhut

Rep: c54/ Red: Muhammad Hafil
 Politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul memenuhi panggilan KPK di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (12/3).  (Republika/Wihdan Hidayat)
Politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul memenuhi panggilan KPK di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (12/3). (Republika/Wihdan Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sikap para petinggi Partai Demokrat (PD) yang tampak gamang bergabung dengan poros Koalisi Merah Putih mendapat komentar dari Ruhut Sitompul. 

Juru Bicara  PD yang membelot ke kubu Jokowi-JK itu menganggap  hal tersebut sebagai indikasi ketertarikan kawan-kawan lain di PD untuk merapat ke pihak Jokowi. Ruhut pun mengapresiasi langkah para koleganya itu. 

"Saya senang karena mereka sudah eling. Koalisi-koalisi yang semacam itu yanh bikin Pak SBY tersandera. Lagipula sistim presidensial ini kan tidak mengenal koalisi-oposisi, yang ada hanya kritik solusi," Ujar dia, dihubungi Kamis (17/6).  

Ruhut mengaku dia sangat tidak puas melihat praktik koalisi dalam pemerintahan SBY yang lalu. "Sepuluh tahun koalisi, apa /enggak/ malu mereka. Fahri Hamzah terus menggebuki pemerintah, Ahmad Yani PPP, dan lain-lain. Mereka mengingkari kesepakatan yang sudah ditandatangani," Papar Ruhut dengan nada tinggi.

Tak lupa, politisi nyentrik itu juga melayangkan kritik terhadap para koleganya di PD yang gemar mengritik aksi politiknya. "Jangan belagu, jadi anggota DPR saja tidak lolos. Mereka senang kalau Ruhut keluar dari Demokrat. Itu Marzuki, Max Sopachua, Mak Lampir, semuanya orang-orang gila,"  Ujar dia dengan nada bicaranya yang khas. 

Ruhut menyampaikan apapun yang terjadi, dia tidak akan meningalkan PD. Ruhut menyebut, PD memang bukan partainya yang pertama, tapi akan menjadi partainya yang terakhir.

"Bisa saja nanti Ruhut jadi menteri dalam kabinet Jokowi, tapi Ruhut tetap kader Demokrat. Karena yang bisa memecat aku itu cuma ketua umum, Pak SBY. Pertanyaannya, apakah Pak SBY mau mecat Ruhut?" Ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement