Selasa 08 Jul 2014 14:29 WIB

Ratusan Pekerja Kreatif Pamer Hasil Karya di FESRA 2014

Perajin memeragakan pembuatan kain tenun tradisional khas Pulau Buton dalam pameran Indonesia Creative Power 2013 di Epicentrum Kuningan, Jakarta, Rabu (27/11). Kementerian Pariwisata dan Eonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengungkapkan sektor ekonomi kreatif
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Perajin memeragakan pembuatan kain tenun tradisional khas Pulau Buton dalam pameran Indonesia Creative Power 2013 di Epicentrum Kuningan, Jakarta, Rabu (27/11). Kementerian Pariwisata dan Eonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengungkapkan sektor ekonomi kreatif

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Budaya yang dimiliki Indonesia sangat beragam. Hal ini membuat warisan budaya Indonesia tidak ada habisnya untuk terus digali. Kekayaan ini juga yang dapat dijadikan sumber inspirasi dalam pengembangan ekonomi kreatif.

Berangkat dari hal tersebut, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif beserta sejumlah kementerian terkait seperti Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi dan UMKM, Kementerian Hukum dan HAM dan Kementerian BUMN menggelar "Festival Ekonomi Kreatif (FESRA)" pada 11 hingga 14 Juli 2014 mendatang.

Acara yang akan dilangsungkan di JCC, Senayan, Jakarta, ini diikuti oleh sekitar 220 pengrajin yang akan memamerkan karya kreatif di berbagai bidang, terutama di bidang kriya, desain, mode dan kuliner.

"FESRA bukan sekadar ajang jual-beli. Tapi lebih dari itu, yakni bagaimana orang kreatif kita bisa mengembangkan nilai tambah dari pengetahuan yang ada. Pengetahuan tersebut termasuk warisan budaya kita," ujar Mari Elka Pangestu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam jumpa pers peluncuran FESRA, Senin (7/7) di Jakarta.

Mari memaparkan, di ajang tersebut akan ditampilkan beberapa "iconic" yang memperlihatkan betapa besar kearifan lokal yang dimiliki Indonesia. Di "iconic" Papua misalnya, akan dihadirkan dekorasi dengan hasil pahatan suku Asmat serta rancangan baju.

"Juga ada foto dinding serta gua yang ada di Kaimana. Di keduanya (dinding serta gua) terdapat pahatan yang menggambarkan orang sedang menaiki kapal.  Usia pahatan tersebut sudah lebih dari 5000 tahun," ujar Mari. "Ini menunjukkan betapa tingginya kearifan lokal di Papua. Ke depannya kita bisa angkat daerah lain," kata Mari.

Selain itu, lanjut Mari, ada juga display batik karya Iwan Tirta. Di bagian ini akan menunjukkan bagaimana Iwan Tirta berhasil mengembangkan batik tidak hanya sekadar sehelai kain, tapi diaplikasikan dalam desain interior.

"Juga akan ada koleksi batik kuno milik mendiang Joop Ave. Ini sebagai tribute terhadap seseorang yang mengangkat warisan budaya Indonesia dan menjadi satu branding. Ini akan memberi kita inspirasi," ujar Mari.

Evi Syamsuddin selaku ketua panitia mengatakan, sengaja menggelar FESRA di bulan Ramadhan agar masyarakat bisa menjadikan acara ini sebagai alternatif untuk berburu berbagai kebutuhan lebaran.

"Karena disini banyak menampilkan kreasi mode, bisa untuk belanja baju lebaran," kata dia.

FESRA rencananya dibuka oleh ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono, yang sekaligus akan memamerkan hasil jepretan foto pribadinya dalam membingkai kekayaan budaya Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement