REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski hasil survei nasional Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network menunjukkan pasangan Jokowi-JK unggul, tetapi hal tersebut belum memastikan kemenangan pasangan nomor urut dua tersebut.
Peneliti LSI Network Fitri Hari saat Konferensi pers "kebangkitan di minggu terakhir head to head Jokowi-JK vs Prabowo-Hatta" di kantor LSI, Jakarta, Senin (7/7) mengatakan ada banyak alasan diantaranya pemilih yang mengambang atau swing voters masih besar cukup besar yaitu 8 persen.
Bahkan mereka yang belum memutuskan ini jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan selisih keunggulan Jokowi-JK terhadap Prabowo-Hatta yang hanya 3,6 persen.
"Pergerakan suara di hari tenang selalu mungkin terjadi, yang tidak terekam lagi karena survei sudah selesai," ujar Fitri.
Jumlah golput yang diperkirakan 20-30 persen banyak berasal dari pendukung Jokowi-JK yang bisa membalikan margin kemenangan. Namun pasangan Prabowo-Hatta bisa menang karena adanya kemungkinan manuver atau hal luar biasa yang terjadi di hari tenang yang tidak bisa diduga dari kedua pasangan.
Hasil temuan survei nasional LSI Network menunjukkan tren elektabilitas pasangan calon presiden-wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla mengalami kebangkitan sehingga mencapai dukungan 47,80 persen, lebih unggul 3,60 persen dari pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang memperoleh dukungan 44,20 persen.
LSI Network melakukan survei dengan metode sampling multistage random sampling terhadap 2400 responden. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner dengan margin of error kurang lebih 2.0 persen.