Ahad 06 Jul 2014 13:54 WIB

Ada yang Ingin Adu Domba PKS dan Santri

 Fahri Hamzah memberikan klarifikasi terkait kicauannya di Twitter yang dianggap menghina capres Jokowi di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (2/7).
Foto: Antara
Fahri Hamzah memberikan klarifikasi terkait kicauannya di Twitter yang dianggap menghina capres Jokowi di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (2/7).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR - Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai keadilan Sejahtera PKS) Sulawesi Selatan menilai kicauan Fahri Hamzah di Twitter telah dipolitisasi untuk kepentingan Pemilihan Presiden (Pilpres) 9 Juli 2014.

Ketua DPW PKS Sulsel Andi Akmal Pasluddin menyatakan, ada yang sengaja mengadu domba antara PKS dan para santri.

"Saya kira ini dipolitisasi. Kemarin kantor kita juga dua kali didemo selama dua hari. Kita juga simak baik-baik tapi ternyata yang datang mendemo tidak paham apa yang didemokan. Intinya dalam konteks ini bukan antara PKS dan para santri," katanya di Makassar, Ahad (6/7).

Dia menyatakan, Fahri tidak bersalah karena hanya menyampaikan dari sisi janji Jokowi yang begitu banyak. Apalagi, tanggal 1 Muharram itu sudah menjadi hari raya nasional sebagai tahun baru Islam.

Dalam kicauannya melalui akun @fahrihamzah, dikatakan "Jokowi janji 1 Muharam hari Santri. Demi dia terpilih, 360 hari akan dijanjikan ke semua orang. Sinting! ".

"Jadi kelihatan sekarang ada upaya politisasi yang ingin mengadu domba antara PKS dan para santri," jelas anggota DPRD Sulsel tersebut.

Lebih jauh, pada hari terakhir kampanye Pilpres kemarin, DPW PKS Sulsel menutupnya dengan menggelar acara buka bersama para relawan, keluarga besar dan masyarakat secara serentak di 24 kabupaten/kota se-Sulsel.

Khusus untuk Kota Makassar, acara buka bersama yang digelar di Markas Pemenangan PKS Sulsel untuk Prabowo-Hatta ini dihadiri ratusan relawan dan masyarakat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement