REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Alih fungsi lahan sawah menjadi perkebunan oleh petani di Provinsi Riau dalam mengejar hasil panen yang lebih baik nilainya telah mengakibatkan luas areal persawahan di daerah itu menyusut.
Kabid Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Riau Gusriani di Pekanbaru Selasa, mengatakan selama delapan tahun dalam kurun waktu 2002 hingga 2009 jumlah alih fungsi lahan sawah ke penggunaan lain cukup besar, yaitu 20.069,65 hektare.
Rata tiap tahunnya 2.508,71 hektare dialihfungsikan, sementara luas lahan sawah berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik tahun 2012 hanya 110.116 hektare.
"Kita mengakui ada kecenderungan petani Riau beralih dari dari sawah ke tanaman perkebunan atau holtikultura lainnya, ini dikarenakan harga jual produk perkebunan/ hortukultura lebih tinggi bila dibandingkan dengan harga jual padi sementara biaya operasionalnya cukup tinggi," ujarnya.
Alih fungsi lahan yang banyak terjadi terutama dari lahan sawah ke perkebunan tanaman kelapa sawit yaitu sebesar 40,12% atau 8.052,76 hektar yang tersebar di delapan kabupaten.
Ia menambahkan, masalah utama petani di dalam pengelola usaha tani padi antara lain modal untuk pembelian sarana produksi ini kian susah iperoleh melalui pinjaman dari pihak perbankan.
"Kenyataannya petani sangat sulit untuk memperoleh bantuan pinjaman modal tersebut dan selain itu bunga pinjaman juga masih tinggi serta prosedur mendapatkan pinjaman sangat berbelit belit yang sangat sulit dipenuhi terutama agunan," ungkapnya.
Sementara itu terkait dengan hama atau penyakit yang dominan menyerang tanaman padi, Gusriani menjelaskan, bahwa tikus, penggerek batang, walang sangit, dan bercak daun merupakan yang dominan menyerang tanaman padi.
"Upaya pemerintah di dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman padi antar lain melakukan gerakan massal pengendalian hama atau penyakit, dengan memberikan bantaun seperti pestisida dan melakukan sosialisasi pengendalian hama atau penyakit menggunakan pestisida hayati," katanya.
Selain itu, pemerintah juga memberikan bantuan terhadap petani yang mengalami Puso (kekeringan atau banjir) yang gagal panen, berupa bantuan benih padi melalui program/ kegiatan Cadangan Benih Nasional (CBN) dan Cadangan Benih Daerah (CBD).
Sejak Januari sampai Mei 2014 lahan pertanian padi di provinsi Riau yang terkena Puso seluas 1.410 hektare.