Senin 30 Jun 2014 17:43 WIB

Polri Bantah Mutasi Kapolda DIY karena Permasalahan Kinerja

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: Hazliansyah
Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta Brigjen Pol Haka Astana (kanan) berfoto bersama pejabat lama Brigjen Pol Sabar Raharjo (kiri) usai pelaksanaan Serah terima jabatan di Mabes Polri, Jakarta, Senin (8/4).
Foto: Republika/Rakhmawaty
Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta Brigjen Pol Haka Astana (kanan) berfoto bersama pejabat lama Brigjen Pol Sabar Raharjo (kiri) usai pelaksanaan Serah terima jabatan di Mabes Polri, Jakarta, Senin (8/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Karo Penmas Divhumas Mabes Polri, Brigjen Boy Rafi Amar membantah mutasi yang dilakukan terhadap Kapolda DIY Brigjen Pol Haka Astana M Widya karena ada masalah dalam kinerjanya.

Ia mengatakan, pemindahan Brigjen Haka menjadi Staf Ahli Kapolri Bidang Manajemen hanyalah promosi biasa yang rutin dilakukan di tubuh polri.

''Jadi promosi itu adalah posisi yang nantinya akan menjadi bintang dua. Staf ahli manajemen Kapolri,'' kata Boy Raffi Amar, Senin (30/6).

Pemutasian Haka diketahui berdekatan dengan dua kejadian di Yogyakarta. Yakni kasus penyerangan sekelompok orang yang merusak dua rumah yang berfungsi sebagai tempat ibadah umat Kristiani serta bentrokan antara pendukung Prabowo-Hatta dengan pendukung Jokowi-Jusuf Kalla Selasa (24/6) lalu.

Menurut Boy, mutasi tersebut sifatnya rutin. ''Tidak ada hal lainnya kecuali dalam rangka penyegaran organisasi,'' kata dia.

Boy melanjutkan, Kapolri menilai kepemimpinan mantan Kapolda DIY baik dan perlu ada promosi jabatan. Menurut Boy, jika memang ada masalah di daerah kepemimpinannya, hal tersebut tidak bisa disalahkan sepenuhnya kepada Polri. Masyarakat juga memiliki andil atas permasalahan yang terjadi.

Maka tugas Polri ialah memberikan pendampingan kepada kelompok-kelompok masyarakat yang memiliki kasus. ''Kita akan berusaha beri pendampingan,'' kata dia.

Posisi Haka sendiri diisi oleh Brigjen Oerip Soebagyo yang sebelumnya menjabat Wakapolda Sumsel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement