REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Sejumlah warga Kota Dumai, Riau, mengaku tidak terlalu terpengaruh dengan adanya isu bakso mengandung daging babi yang dijual bebas menjelang bulan puasa Ramadhan.
"Saya rasa itu belum tentu benar, karena jumlah penjual bakso tidak terlalu banyak seperti yang ada di Pulau Jawa yang harus bersaing ketat mencari pembeli sehingga menggunakan daging babi supaya biaya produksi lebih murah," kata Suryadi (37), warga Kecamatan Sungai Sembilan, Dumai, Jumat (27/6).
Sebelumnya, isu bakso babi pertama kali terungkap dalam rapat persiapan Ramadhan yang dipimpin oleh Wagub Riau di Pekanbaru, Rabu (25/6). Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau Zailani Arifsyah mengungkapkan bahwa pihaknya menemukan bakso daging sapi yang dicampur babi. "Daging sebagai bahan baku bakso juga melimpah di Dumai, saya kurang percaya dengan isu itu," ujarnya.
Seorang warga lainnya, Maria Ulfa (35), meminta pemerintah daerah segera menindaklanjuti pernyataan pejabat yang mengatakan ada bakso babi dijual bebas di Dumai. Ia mengatakan, isu tersebut justru akan menyakiti iklim investasi di Dumai, terutama kepada pedang bakso yang modalnya pas-pasan. "Pemerintah harus segera membuktikan, ada atau tidak bakso babi itu," katanya.
Sebelumnya, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Pekanbaru menyelidiki isu adanya peredaran bakso mengandung babi di Kota Dumai, Riau, menjelang bulan suci Ramadhan. "Faktanya sampai sekarang belum ada uji sampel bakso babi, dan saya pun kaget ada berita seperti ini," kata Kepala BBPOM Pekanbaru, Indra Ginting.
BBPOM Pekanbaru menjadwalkan akan mengambil sampel bakso ke pedagang-pedagang pada awal pekan depan.