Rabu 25 Jun 2014 17:26 WIB

Depok Tetapkan Status KLB untuk Jajanan Makanan

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Muhammad Hafil
Bakso Cilok. Ilustrasi.
Foto: dapurummipandan.wordpress.com
Bakso Cilok. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Dampak keracunan 27 anak-anak yang menyebabkan seorang anak meninggal akibat membeli makanan jajanan, membuat Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Kota (Pemkot) Depok tetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB). ''Peristiwa ini sudah dalam kategori KLB, sebab, jumlahnya tiga kali lipat lebih tinggi dibanding bulan yang sama di tahun lalu,'' ujar Kepala Dinkes Pemkot Depok, Lies Karmawati di Balaikota Depok, Jawa Barat (Jabar), Rabu (25/6).

Menurut Lies, pihaknya saat ini masih menunggu hasil uji laboratorium sampel jajanan usus ayam dan cilok. Hasil uji laboratorium tersebut membutuhkan waktu dua pekan untuk mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan Chalifa Adeline Fahira (5 tahun) sampai meninggal dunia.

''Hasil uji laboratorium tersebut untuk mengetahui adanya kuman atau bakteri yang terkontaminasi pada usus ayam dan cilok tersebut. Untuk hasil uji tes awal guna mengetahui kandungan boraks, formalin dan bahan kimia berbahaya, hasilnya negatif. Kami juga belum bisa pastikan apakah ini memang dari usus atau ciloknya, bisa juga dari sausnya, pengolahan, dan bumbu-bumbunya,''jelas Lies.

Diutarakan Lies, selama ini pengawasan makanan jajanan sudah menjadi tugas rutin. Salah satunya membentuk inspektur kecil pada anak-anak dan meminta guru mengantisipasi jajanan. ''Tidak ada pelarangan terhadap para pedagang menjual jajanan pikul ataupun pedagang makanan, tetapi akan ada pembinaan ekstra ketat. Untuk pengawasan jajanan, kami juga akan tugaskan kader pengawas jajanan dan petugas kesling di puskesmas,'' tuturnya.

Sebanyak 27 anak di di RT04/05, Kelurahan Sawangan Baru, Kecamatan Sawangan, Depok keracunan makanan, bahkan salah satu diantaranya yakni Chalisa Adlin Sahira (5 tahun) meninggal dunia. Kejadiannya saat Sabtu malam (21/6). Mereka makan sate usus dan cilok dari para pedagang jajanan makanan. Besoknya, mereka langsung mengalami gejala keracunan, mual-mual, muntah-muntah, diare hingga kejang-kejang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement