Rabu 25 Jun 2014 11:42 WIB

BMKG: Asap Kebakaran Riau tak Sampai Negara Tetangga

kebakaran hutan (ilustrasi)
Foto: Rony Muharrman/Antara
kebakaran hutan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Sugarin menyatakan asap akibat kebakaran lahan dan hutan yang mulai melanda daerah pesisir Provinsi Riau tidak sampai ke negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

"Asap memang sudah terdeteksi di Kota Dumai, tapi belum sampai ke negara tetangga. Namun, kalau pemerintah tidak cepat mengantisipasi dan titik api makin banyak, maka sangat berpotensi terbawa angin ke sana," kata Sugarin kepada Antara di Posko Satgas Siaga Asap Riau di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Rabu (25/6).

Menurut dia, BMKG sudah sejak lama memberikan peringatan dini terkait potensi kebakaran yang meningkat, dan pola arah angin yang mengarah ke Selat Malaka.

Ia mengatakan secara umum arah angin kini berhembus dari Tenggara dan berbelok arah ke Timur setelah melintasi garis ekuator.

Pola hembusan angin tersebut akan membawa asap hingga mencemari negara tetangga seperti yang terjadi pada 2013, apabila pemerintah terlambat mengantisipasi kebakaran lahan dan hutan.

"Apalagi terjadi peningkatan suhu udara yang rata-rata di atas 35 derajat Celcius, bahkan di Dumai sempat mencapai 37 derajat. Jadi potensi kebakaran sangat tinggi, dimana hujan sangat minim," katanya.

Ia mengatakan, kondisi kering dan panas saat ini masih belum mengindikasikan dampak dari El Nino. Sebab, berdasarkan analisa BMKG masih menunjukan pengaruh El Nino masih relatif lemah ke arah "moderate".

"Dampak El Nino baru bisa dikatakan ada dan terasa ketika analisa menunjukan pengaruh yang kuat seperti yang terjadi pada 1997. Apa yang terjadi sekarang adalah karena pengaruh musim kemarau," katanya.

Data BMKG berdasarkan pencitraan Satelit Tera dan Aqua pada 25 Juni pukul 07.00 WIB menunjukan total titik panas (hotspot) di Pulau Sumatera mencapai 386 titik, dimana sebanyak 366 titik berada di Riau.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement