Jumat 20 Jun 2014 20:56 WIB

10 Jam Terbang dari Fiji, SBY Tiba di Tanah Air

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Foto: antara
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan rombongan tiba di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, Jumat (20/6) sekitar pukul 14.15 WIB. Sebelumnya, mereka menjalani penerbangan sekitar 10 jam dari Fiji.

SBY didampingi Ibu Negara menuruni tangga pesawat sekitar pukul 14.25 WIB. Dalam kesempatan tersebut tampak sejumlah pejabat menyambut kedatangan mereka di bawah tangga pesawat. 

Antara lain, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko dan Kapolri Jenderal Polisi Sutarman.

SBY bertolak dari bandara internasional Nadi, Fiji, sekitar pukul 09.00 pagi waktu setempat dan terbang selama lebih dari 10 jam. Antara Nadi dan Jakarta terdapat perbedaan waktu lima jam.

Dalam lawatannya ke Fiji, SBY melaksanakan sejumlah agenda. Di antaranya pertemuan bilateral dengan Presiden Fiji Ratu Epeli Nailatikau dan Perdana Menteri Fiji Josaia Voreqe Bainimarama. Mereka membicarakan peningkatan hubungan antara kedua negara dan menyaksikan penandatanganan sejumlah kesepakatan kerja sama.

Selain itu SBY juga menghadiri Forum Pembangunan negara-negara Kepulauan Pasifik (PDIF) yang kedua pada Kamis (19/6).

Pertemuan 16 negara anggota PIDF tersebut berlangsung sejak 18 Juni hingga 20 Juni 2014 untuk membicarakan pembangunan bersama di kawasan Kepulauan Pasifik. SBY menyampaikan pidato kunci dalam pertemuan yang dihadiri lebih dari 500 peserta dari berbagai kalangan itu. Mulai dari pemerintah, lembaga swadaya masyarakat dan juga pemangku kepentingan lain.

Seusai menyampaikan pidato kunci, SBY menyatakan harapannya. Antara lain, agar kemitraan strategis dengan sejumlah negara yang telah dijalin bisa dilanjutkan oleh pemerintahan selanjutnya.

Ia mengatakan, akan menyampaikan sejumlah hal kepada presiden terpilih mendatang. Termasuk bagaimana kelanjutan kerja sama dengan negara lain yang telah dijalin selama ini. Serta keberlanjutan kebijakan luar negeri Indonesia.

"Nanti ketika ditetapkan ada presiden terpilih saya akan lakukan pertemuan dengan pengganti. Saya sampaikan harapan bahwa banyak negara yang menginginkan kerja sama kemitraan yang ada dilanjutkan dan bisa berlanjut pada pemerintahan mendatang," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement