REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Menteri Penerangan Letjen (Purn) Yunus Yosfiah mengingatkan jangan sampai permainan purnawirawan yang memiliki kepentingan pribadi, memecah persatuan bangsa dan negara Indonesia.
"Jangan sampai kepentingan pribadi dan politik purnawirawan tertentu merusak institusi TNI karena TNI adalah pemersatu dan pengaman Bangsa Indonesia," katanya di Polonia Media Center, Jakarta Timur, Jumat.
Ia menyatakan TNI sudah melalui proses transisi yang tidak mudah dan berhasil menjadi elemen perekat bangsa yang baik.
Karena itu, ia menyesalkan pernyataan mantan Menhankam/Panglima ABRI Wiranto yang menyatakan pemecatan tidak hormat terhadap Prabowo Subianto melalui surat Dewan Kehormatan Perwira (DKP).
"Saya minta panglima TNI dan KSAD agar (Wiranto) diperiksa, kalau ternyata masuk pelanggaran militer harus masuk pengadilan militer. Itu sumpah prajurit, memegang rahasia negara sekeras-kerasnya," katanya.
Karena itu, ia juga meminta Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono turun tangan agar tidak membiarkan adanya orang yang berbicara seenaknya yang sebetulnya tidak perlu dibicarakan.
"Itu, membuat prajurit resah, prajurit sekarang resah, karena apa. Kok bagaimana pemimpin saya yang dulu menekankan memegang rahasia negara sekeras-kerasnya. Kok sekarang malah membongkar macam-macam," katanya.
Ia juga merasa heran Prabowo Subianto itu terus dituduh pelanggaran HAM padahal pada 2004 ikut konvensi Partai Golkar lancar saja, kemudian menjadi Cawapres Megawati pada 2009, lancar saja.
Hingga KPU meloloskan dari proses verifikasi menjadi capres, namun isu tuduhan terhadap Prabowo muncul, katanya.
"Seharusnya Bu Megawati duduk di sini, ditanyakan mengapa beliau menerima cawapres, Prabowo," katanya.