REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail mengatakan bahwa permasalahan narkoba merupakan permasalahan klasik yang telah muncul sejak zaman penjajahan.
"Budaya mabuk atau narkoba bukanlah budaya timur melainkan bawaan dari penjajah seperti Portugis, Belanda, dan lain-lain. Oleh karenanya jika ada yang mengaku mabuk dan narkoba adalah budaya Indonesia maka itu adalah kesalahan besar," ujar Nur Mahmudi saat acara Pagelaran Seni dan Budaya dalam Rangka Hati Anti Narkotika Internasional 2014 yang berlangsung di Depok, Jawa Barat (Jabar), Jumat (20/6).
Pada acara yang diselenggarakan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Depok, Nur Mahmudi melanjutkan narkoba adalah media pengrusak sejati bagi seseorang,tak hanya untuk dirinya sendiri, keluarganya, bahkan hingga negara. Perlu adanya tekad yang kuat untuk menyadarkan masyarakat akan bahaya narkoba.
"Narkoba atau media yang memabukkan atau media yang membuat tidak sadar adalah media yang menghancurkan diri, keluarga, dan masa depan keluarga itu sendiri sampai penghancuran negara," terang Nur Mahmudi yang berharap pada kegiatan dapat menyadarkan para kaum remaja akan bahaya narkoba, karena saat ini remaja menjadi incaran utama para pengedar narkoba.
"Narkoba juga merupakan media aktif untu mengganggu stabilitas negara. Kepada seluruh stakeholder harus melakukan koordinasi dan kerja sama yang sekuat-kuatnya untuk terus menanggulangi masalah narkoba dengan diawali kegiatan penyadaran bahaya narkoba," jelas Nur Mahmudi yang menghimbau agar seluruh guru khususnya guru agama untuk turut terlibat dalam memantau para muridnya yang kini masih remaja agar penyadaran bahaya narkoba benar-benar tercapai.