REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Meski sumber daya alam dan industri pertanian dan peternakan melimpah, Provinsi Lampung, masih masuk kategori termiskin ketiga di Pulau Sumatera, dan kedelapan di nusantara versi Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung.
"Saya ngobrol-ngobrol dengan orang BPS, rupanya Lampung masih termiskin ketiga di Sumatera dan nomor delapan di Indonesia," kata Gubernur Lampung, M Ridho Ficardo, ketika memberi sambutan pada peresmian Kantor Wilayah (kanwil) Bank Rakyat Indonesia Bandar Lampung, Selasa (17/6).
Untuk itu, sejak dilantik pada 2 Juni 2014, ia akan fokus membangun pada sektor pertanian, yang menjadi modal aset terbesar provinsi ini untuk mengentaskan kemiskinan rakyat.
"Bidang pertanian di Lampung ini akan menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi provinsi ini," kata Ridho.
Ridho mengakui saat ini terjadi disparitas dalam kesejahteraan penduduk, meski pada akhirnya terjadi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Disparitas kesejahteraan rakyat ini yang akan menjadi fokus pembangunan pemerintah provinsi Lampung ke depan.
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi secara angka yang makin membaik, justru tidak berarti bila terjadi disparitas kesejahteraan penduduk. Pemerataan pembangunan akan memberikan kontribusi positif untuk mengangkat kemiskinan di provinsi ini.
Ia mengatakan hingga saat ini sebaran penduduk terbesar di provinsi ini masih di dominasi perdesaan. "Ada sekitar 75 persen penduduk di pedesaan. 50 persen bergerak di di sektor pertanian. Untuk itu, sektor pertanian akan menjadi lokomotif pembangunan provinsi ini," ungkapnya.