REPUBLIKA.CO.ID, KOBA -- Sebagian petani di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung mulai resah karena maraknya aksi pencurian komoditas lada atau sahang di daerah itu.
Seorang petani lada di Desa Nibung, Supri di Koba, Minggu, mengaku resah dan khawatir lada miliknya yang sedang berbuah di kebun menjadi incaran pencuri.
"Belakangan ini sering terjadi pencurian sahang, bahkan dilakukan di siang hari dengan memetik langsung di kebun milik petani lada," ujarnya.
Sekarang ini kata dia, warga desa kembali menggiatkan ronda malam secara bergantian untuk mengantisipasi aksi pencurian lada yang hingga sekarang pelakunya masih berkeliaran.
"Apalagi di desa kami rata-rata masyarakat berkebun lada, bahkan ada sebagain produk disimpan dulu baru kemjudian dijual. Namun sekarang petani khawatir menyimpan lama-lama, karena bisa menjadi incaran maling," ujarnya.
Menurut dia, maraknya pencurian lada karena harga komoditas ekspor itu mulai melambung tinggi bahkan hampir sama dengan harga saat lada menjadi primadona pada tahun 1990.
"Selain itu, kemungkinan dipicu semakin berkurangnya produksi timah dan sulitnya mencari lahan untuk melakukan aktivitas penambangan," ujarnya.
Pasca tambang timah rakyat yang macet sekarang ini, menurut Supri menjadi faktor utama maraknya aksi pencurian terhadap sahang milik petani.
Sementara petani lain Sartiman, mengakui komoditas lada sekerang ini memang menjadi incaran pencuri baik siang dan malam hari.
"Saya sudah puluhan tahun berkebun lada, namun baru sekarang terjadi pencurian lada yang cukup parah. Sampai-sampai pelakunya melakukan aksi pencurian dengan memetik di pohon dan lada yang masih direndam," ujarnya.
Sekaran ini, kata dia, petani melakukan ronda malam secara bergantian di kebun lada untuk mengantispasi aksi pencurian.
"Kalau tidak dilakukan jaga malam, pasti lada ludes dipetik para pencuri. Sudah banyak sahang milik petani lainnya yang dicuri langsung dari pohonnya.