Ahad 15 Jun 2014 15:52 WIB

Penderita Demam Berdarah di Sleman Capai 274 Orang

Rep: Nur Aini/ Red: Muhammad Hafil
Nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD.
Foto: dinsos.jakarta.go.id
Nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sleman semakin tinggi hingga mencapai 274 orang pada pekan pertama Juni 2014. Dengan kondisi tersebut, gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) diminta lebih intensif dan melibatkan semua elemen masyarakat. 

Gerakan jumat bersih telah digalakkan Kabupaten Sleman untuk mengajak masyarakat meningkatkan PSN. Tim yang beranggotakan personel dari Dinas Kesehatan, TNI/Polri, bagian pemerintahan desa, bagian kesejahteraan masyarakat dan camat setiap pekan keliling memantau jentik di tiap kecamatan secara bergiliran. Pada Jumat (11/6), tim memantau jentik di Dusun Candi Karang, Kecamatan Ngaglik. 

Pemantauan di Dusun Candi Karang dilakukan di 91 rumah. Dari jumlah tersebut, 33 rumah diketahui positif terdapat jentik nyamuk. Dengan jumlah penemuan tersebut, Angka Bebas Jentik (ABJ) mencapai 63,3 persen, masih di bawah standar 95 persen. 

Tim pemantau jentik juga memantau di Dusun Karang Gayam, Caturtunggal, Kecamatan Depok. Tim memantau 49 rumah dan menemukan 19 titik yang positif jentik. Penemuan jentik kebanyakan di tempat yang tersembunyi seperti dispenser dan pot air. Sementara, penemuan jentik di bak mandi kebanyakan berada di rumah kos. Dengan penemuan tersebut, ABJ rata rata di Sleman mencapai 63 persen. 

Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Sleman, Novita Krisna mengungkapkan pemantauan jentik terus dilakukan karena DBD merupakan penyakit sepanjang tahun. "Sementara ini, penderita DBD di Sleman belum ada yang meninggal," ujarnya kepada Republika, Ahad (15/6).

Angka ABJ di Sleman dinilai masih jauh di bawah angka standar. Lantaran kondisi tersebut, kader pemantau jentik diminta melibatkan seluruh lapisan anggota masyarakat termasuk anak-anak. "Sejauh ini, gerakan PSN merupakan upaya paling efektif untuk menekan DBD," ujar Novita. 

Pekan sebelumnya, tim pemantau jentik juga menemukan ABJ masih di bawah standar di Dusun Sedan, Sariharjo Ngaglik. Tim menemukan 13 titik positif jentik dari 57 rumah  yang dikunjungi sehingga ABJ mencapai 75,43 persen.

Tim juga memonitor jentik di Dusun Mlati Krajan, Desa Sendangadi,  Mlati di 50 titik. Dari pantauan tersebut, tim menemukan 18  titik yang positif jentik. Angka bebas jentik juga masih di bawah standar yakni 63,3 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement