REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Korea Selatan mendapatkan apresiasi positif dari warga di negeri Ginseng tersebut. Warga Indonesia yang menjadi tenaga kerja di negara tersebut dinilai pekerja yang rajin sehingga menjadi favorit warga setempat.
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI), Gatot Abdullah Mansyur, usai bertemu Vice President HRD (Human Resources Development Services of Korea (HRD Korea) Kweon Ki-Weon, Jumat (13/6) petang, di kantor BNP2TKI Jakarta.
"Pihak Korea senang karena menganggap pekerja Indonesia, itu rajin, patuh, dan pekerja keras, " Gatot mengutip pengakuan Ki-Weon sebagaimana keterangan pers yang diterima Republika, Sabtu (14/6).
Ia juga berharap Indonesia dapat menempatkan lebih banyak lagi TKI di Korea Selatan karena banyak para majikan yang meminta tenaga kerja asal Indonesia."Tenaga kerja Indonesia menjadi favorit mereka," ujarnya.
Kedatangan Ki-Weon ke Indonesia ini untuk melihat ujian serentak calon TKI Korea yang digelar mulai hari ini hingga esok (Ahad, 15/6). Pada kesempatan itu Gatot sempat mengajak Ki-weon untuk meninjau pelaksanaan ujian EPS-TOPIK PBT KE 12 Tahun 2014, di empat Kota besar, yakni yaitu di Solo, Jakarta, Malang dan Bandung.
Ujian calon TKI Korea atau yang dikenal dengan EPS-TOPIK PBT ( Employment Permit System - Test of Proficiency ini Korea - Paper Base Test) KE 12 Tahun 2014 diikuti oleh 30.596 peserta.
Pemerintah Korea Selatan pada tahun ini telah memberikan kuota penempatan TKI sebanyak 10.200 orang. Namun hingga 9 Juni 2014, pihak BNP2TKI baru menempatkan 3.755 orang pekerja saja.