REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Satelit Terra & Aqua mendeteksi sebanyak 38 titik panas atau "hotspot" di Provinsi Riau, Jumat (13/6), yang merupakan indikasi dari kebakaran lahan dan hutan.
Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau di Pekanbaru, puluhan titik panas tersebut terpantau pada pukul 16.33 WIB. Sebanyak 38 titik panas itu tersebar di sembilan kabupaten dan kota di Riau.
Sebaran "hotspot" paling banyak berada di Kabupaten Rokan Hilir sebanyak 12 titik, Kota Dumai ( 2), Kabupaten Bengkalis (4), Kepulauan Meranti (1), Kampar (2), Pelalawan (10), Indragiri Hulu (1), Indragiri Hilir (3), dan Kuantan Singingi (3).
Sedangkan, secara keseluruhan ada 58 titik panas di Pulau Sumatera.
Sebelumnya, Kepala Divisi Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Nasional Agus Wibowo, mengatakan pemerintah daerah di Riau diharapkan bisa mencegah agar tidak terjadi kebakaran lahan dan hutan.
Sebab, berdasarkan prakiraan BMKG, lanjutnya, potensi kebakaran cukup tinggi karena pengaruh El Nino mengakibatkan cuaca kering dan curah hujan sangat minim.
Pemerintah mengharapkan agar Pemprov Riau menjadi yang terdepan dalam pencegahan kebakaran lahan dan hutan agar tidak terulang lagi bencana asap seperti yang terjadi pada awal tahun 2014.
Pemerintah daerah diharapkan membentuk Satgas Penanggulangan Bencana Asap yang rutin melakukan patroli.
Personel Satgas terdiri dari TNI sebanyak 1.096 personel, TRC BPBD Riau 100 orang, Manggala Agni 125 orang, TRC BPBD dan Pemadam Kebakaran di kabupaten/kota ada 280 orang, dan Satpol PP Provinsi Riau 100 orang.
"Bahkan, resimen mahasiswa juga akan dilibatkan sebanyak 50 orang," ujarnya.
Ia menambahkan, BNPB juga sudah menyiagakan tiga helikopter untuk membantu pemadaman dari udara dengan menjatuhkan bom air. Armada udara tersebut terdiri dari satu helikopter Bolco, dan dua heli sewaan jenis Sikorsky dan Kamov.