Jumat 13 Jun 2014 13:53 WIB

Kemenlu Buka Peluang Bisnis Kalbar dengan Rusia

Investasi di Indonesia (Ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Investasi di Indonesia (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) membuka peluang bagi Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat untuk menjajaki pasar di kawasan Eropa Tengah dan Timur. "Akan digelar seminar potensi ekonomi Kalbar dan peluang pasar non tradisional di negara-negara kawasan Eropa Tengah dan Timur," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Kalbar Numsuan Madsun saat dihubungi di Pontianak, Jumat (13/6).

Ia melanjutkan, seminar tersebut tujuan utamanya untuk memajukan kerja sama ekonomi, perdagangan dan investasi antara Provinsi Kalbar dengan negara-negara Kawasan Eropa Tengah dan Timur. "Khususnya dengan Rusia dan Armenia," kata Numsuan Madsun.

Ia menambahkan, dengan semakin banyak negara lain melihat potensi Kalbar, peluang untuk memasarkan produk asal Kalbar juga semakin besar. Selain itu, juga sekaligus menggali dan menghubungkan berbagai potensi ekonomi yang ada di wilayah Provinsi Kalbar dengan potensi dan juga peluang pasar di kawasan Eropa Tengah dan Timur.

Ia mengatakan, Eropa Tengah dan Timur merupakan kawasan yang potensial untuk Indonesia, khususnya sebagai pasar non-tradisional bagi produk-produk Indonesia. Komoditas Indonesia yang diekspor ke kawasan ini umumnya berupa produk kayu, furnitur, produk pertanian dan perkebunan, perikanan, apparel dan footwear serta produk elektronik dan plastik.

Angka perdagangan Indonesia ke kawasan Eropa Tengah dan Timur pada tahun 2013 tercatat mencapai 6,25 miliar dolar AS, meningkat dari tahun 2012 yang tercatat sebesar 6,06 miliar dolar AS. Dari 22 negara di kawasan Eropa Tengah dan Timur, angka perdagangan Indonesia-Rusia merupakan yang terbesar, yaitu 3,52 miliar dolar AS.

Kawasan Eropa Tengah dan Timur menjadikan Indonesia sebagai mitra potensial di bidang ekonomi, perdagangan dan investasi. Salah satu perusahaan terkemuka Rusia United Company RUSAL (Russian Aluminium) sedang menjajaki investasi di Kalimantan Barat untuk pembangunan pabrik aluminium smelter senilai 3 miliar dolar AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement