Jumat 13 Jun 2014 13:05 WIB

Anak SD Target Pelaku Perdagangan Manusia

Anak-anak rentan menjadi korban perdagangan manusia.
Foto: NET
Anak-anak rentan menjadi korban perdagangan manusia.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Forum Wanita Kabupaten Sukabumi menyebutkan saat ini anak-anak yang berusia sekolah dasar atau SD sudah menjadi incaran para pelaku kejahatan perdagangan manusia.

"Sudah cukup banyak kasus perdagangan manusia yang korbannya adalah anak berusia SD khususnya mereka mereka yang putus sekolah. Dengan kondisi yang seperti ini pelaku perdagangan manusia memanfaatkan peluang seperti memberikan iming-iming pekerjaan dengan penghasilan tinggi yang membuat keluarganya setuju," kata Ketua Forwa Kabupaten Sukabumi, Elis Nurbaeti, Jumat (13/6).

Menurut Elis, dalam kurun waktu enam bulan terakhir ini pihaknya sudah menangani tujuh kasus perdagangan manusia yang jumlah korbannya sebanyak delapan orang. Mereka yang menjadi korban perdagangan manusia ini seluruhnya perempuan berusia sekolah mulai dari tingkat SD sampai SMA.

Bahkan, yang paling mencengangkan saat ini adalah para pelaku perdagangan manusia sudah mengincar anak-anak di bawah umur untuk dijadikan pembantu, buruh tanpa upah bahkan sudah banyak yang menjadi pekerja seks komersial. Biasanya anak yang menjadi korban perdagangan manusia tersebut dijual ke kota-kota besar di dalam negeri seperti Jakarta, Batam dan lain-lain bahkan ada yang dikeluar negerikan seperti Malaysia, Singapura dan Brunai Darusalam untuk menjadi PSK.

"Masih banyaknya anak yang menjadi korban perdagangan manusia tersebut selain faktor ekonomi juga pendidikan yang minim ditambah gaya hidup yang konsumtif, sehingga saat mereka diberi iming-iming impian palsu oleh pelaku perdagangan manusia langsung mau saja tanpa berfikir ulang apalagi curiga," tambahnya.

"Kami juga mengimbau kepada seluruh keluarga agar selalu menjaga anak-anaknya agar tidak menjadi korban perdagangan manusia dan tidak mudah terbujuk rayuan dengan cara iming-iming diberikan pekerjaan dengan gaji yang tinggi."

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement