REPUBLIKA.CO.ID, DUMAI -- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Dumai menyatakan pembangunan sektor pariwisata di daerah itu terkendala oleh keterbatasan alokasi anggaran pemerintah.
"Pelaksanaan visi pariwisata di daerah ini kurang optimal karena kami mengalami kendala dengan terbatasnya anggaran dan kondisi alam yang tidak mendukung untuk menciptakan suatu objek wisata unggulan," kata Kepala Disbudpar Kota Dumai, Eldar Afinta di Dumai, Kamis.
Dia menjelaskan sejauh ini pihaknya telah melakukan berbagai upaya dan langkah untuk membangun objek wisata unggulan guna menarik minat wisatawan berkunjung ke daerah itu, namun terbentur kepada berbagai kendala tersebut.
Pihaknya juga sudah menyusun sejumlah program kerja pengembangan pariwisata tahun 2014, tapi tidak berjalan baik karena dukungan anggaran yang minim.
Disbudpar Kota Batam telah merancang sejumlah program dan rencana kerja untuk pengembangan objek wisata diantaranya peningkatan infrastruktur akses jalan ke objek wisata, pembangunan berbagai fasilitas di objek wisata serta sarana dan prasarana yang dapat menjadi daya tarik objek wisata.
Disbudpar Kota Dumai menargetkan dalam tahun 2014, bisa menyelesaikan tahap per tahap rencana tersebut dengan terus memberikan kesadaran wisata kepada masyarakat, meski kondisi dengan anggaran terbilang minim.
"Untuk meningkatkan sektor ini, telah dibentuk masyarakat sadar wisata, pengembangan kemitraan, destinasi dan pemasaran wisata untuk tujuan mewujudkan visi kepariwisataan yang unggul dan handal," katanya.
Disbudpar Kota Dumai berharap dukunagn dari semua pihak untuk terwujudnya visi Dumai Tourism. Meski menjadi tugas pokok Disbudpar, tapi tetap dibutuhkan kerjasama dan dukungan dari semua pihak serta peran aktif masyarakat.
Para pelaku bisnis jasa perhotelan di daerah tersebut sebelumnya mendorong agar pemerintah daerah meningkatkan sektor pariwisata yang dipandang memiliki prospek bagus, mengingat daerah itu merupakan pintu masuk internasional dengan adanya pelabuhan besar di daerah itu.
"Tingkat hunian hotel mencapai 80 persen dan setiap tamu yang berkunjung harus menginap karena urusan pekerjaan atau bisnis. Sangat sedikit sekali pengunjung yang datang untuk kegiatan berlibur," kata General Manager Hotel Comfort Dumai, Nyoman Wija.
Sejauh ini sektor pariwisata yang ada di wilayah tersebut dinilai kurang menjual dan sedikit sekali jumlahnya, sehingga kurang diminati wisatawan domestik yang hendak berlibur. Padahal jika dikelola optimal, maka akan membawa kemajuan sektor pariwisata.
Oleh karena itu, pihaknya bersama Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) setempat terus mendorong dan menjalin komunikasi untuk percepatan pembangunan sektor parisiwata di daerah tersebut.
"Dengan adanya kunjungan wisatawan, selain membawa pemasukan terutama pendapatan asli daerah, juga akan menggerakkan roda perekonomian masyarakat kecil," ucapnya.