Senin 09 Jun 2014 22:53 WIB

Bekasi Perbanyak Alat Transportasi Modern

Ahmad Syaikhu
Foto: Republika
Ahmad Syaikhu

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, mulai memperbanyak alat transportasi modern sebagai salah satu solusi mengatasi kemacetan lalu lintas di wilayah setempat.

"Salah satu persoalan Kota Bekasi saat ini adalah masalah kemacetan, karena moda transportasi yang digunakan masih konvensional," kata Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu di Bekasi, Senin.

Data melalui Dinas Perhubungan setempat menyebutkan ada sedikitnya 19 titik kemacetan lalu lintas di Kota Bekasi hingga 2014.

Menurut dia, Kota Bekasi sejak 2012 lalu telah berupaya keras meminimalisir titik kemacetan yang ada, salah satunya dengan menggagas alat transportasi massal.

Alat transportasi yang dimaksud di antaranya operasional Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB) yang diresmikan sejak 2012 lalu.

Hingga kini armada massal itu telah menjangkau sejumlah trayek di antaranya Bekasi-Pulogadung, Bekasi-Tanahabang (Tol Barat dan Tol Timur), dan Bekasi-Hotel Indonesia (HI).

Selain APTB, Pemkot Bekasi juga membuka ruang bagi masuknya armada Transjakarta dengan trayek Pulogadung-Harapan Indah pada Mei 2014.

Sedangkan, alat transportasi massal yang saat ini sedang dalam masa penjajakan adalah jenis monorel murah yang diberi nama aeromovel.

"Kita sudah mendapatkan pemaparan terkait aeromovel. Armada ini adalah jenis baru di Kota Bekasi juga beberapa kota besar lainnya," katanya.

Menurut dia, aeromovel merupakan salah satu jenis kereta monorel yang dijalankan dengan tenaga magnet di bagian bawahnya.

Adapun, mesin penggerak aeromovel menggunakan tenaga angin atau blower.

Syaikhu mengatakan, adanya transportasi massal aeromovel merupakan solusi untuk mengurai kemacetan serta dapat diintegrasikan dengan kawasan perumahan dan perniagaan.

"Bentuknya mirip monorel, tapi tenaga kereta digerakkan dengan blower. Jadi rutenya bisa melalui perumahan yang menghubungkan pusat keramaian dan mal," ujarnya.

Namun tawaran transportasi itu memerlukan pendalaman berupa nota kesepahaman kerja sama.

"Saat ini prosesnya masih dalam perencanaan dengan dinas tekait. Kita sedang mengukur pemanfaaan fasos/fasum untuk jalur yang akan dilewati aeromovel," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement