REPUBLIKA.CO.ID, MOSUl -- Dua bom bunuh diri yang ditujukan pada minoritas Shabak Irak dan pertempuran antara pasukan keamanan dan gerilyawan menewaskan 36 orang di Provinsi Nineveh, Jumat, kata para pejabat.
Ibu kota provinsi Irak utara itu, Mosul adalah salah satu dari kota-kota paling berbahaya, dengan kelompok-kelompok garis keras melancarkan serangan hampir setiap hari.
Dua pembom bunuh diri meledakkan kendaraan-kendaraan di desa etnik Sabak, Al-Muwaffaqiyah, timur kota itu menewaskan empat orang dan mencederai 45 orang lainnya,kata polisi dan petugas medis.
Sebagian besar dari 30.000 warga Shabak campuran dari Syiah dan dan kepercayaan lokal dan mereka secara periodik jadi sasaran serangan.
Di Mosul barat, empat polisi, tiga tentara dan 16 gerilyawan tewas dalam bentrokan senjata, sementara satu peluru mortir membunuh seorang warga sipil, kata para pejabat.
Tiga tentara lagi tewas dalam bentrokan dengan kelompok garis keras di Mosul timur, sementara pasukan keamanan menembak mati lima pembom bunuh diri di daerah Hamam al-Alilg selatan kota itu.
Aksi kekerasan itu terjadi sehari setelah gerilyawan melancarkan satu serangan besar-besaran ke kota Samarra, utara Baghdad, menduduki beberapa permukiman.
Tentara, polisi dan para petempur suku yang didukung helikopter-helikopter akhirnya menguasai kembali kota itu, kata seorang perwira senior militer, tetapi hanya setelah perempruan seru yang menewaskan 12 polisi dan puluhan gerilyawan.
Aksi kekerasan mencapai puncak tertingginya sejak tahun 2006-2007, ketika puluhan ribu orang tewas dalam konfik sektarian antara mayoritas Syiah dan minoritas Arab Sunni.
Lebih dari 900 orang tewas bulan lalu, kata data terpisah yang dihimpun PBB dan pemerintah.