Selasa 03 Jun 2014 23:50 WIB

Usai Adanya Baku Tembak, Perbatasan RI-PNG Tetap Dibuka

Perbatasan Indonesia-Papua Nugini
Foto: PAPUA VOICE
Perbatasan Indonesia-Papua Nugini

REPUBLIKA.CO.ID, WAISAI-- Kepala Badan Perbatasan Papua Suzanna Wanggai. mengatakan, pihaknya tidak akan menutup pagar di perbatasan RI-Papua Nugini (PNG) yang berlokasi di Skouw (Kota Jayapura)-Wutung (PNG) pasca kontak senjata antara aparat keamanan dengan kelompok sipil bersenjata (ksb) Selasa (3/6).

"Kami tidak ada rencana menutup pagar diperbatasan kedua negara karena percaya aparat keamanan mampu mengatasi sekaligus mengamankan kawasan tersebut," kata Susi Wanggai (panggilan akrab Suzanna)yang dihubungi Antara dari Waisai, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat.

Suzanna Wanggai mengatakan kontak senjata yang mengakibatkan satu anggota TNI mengalami luka diharapkan tidak membuat pagar ditutup sehingga masyarakat khususnya warga PNG yang ingin berbelanja tidak dapat beraktifitas.

"Kami sudah meminta para petugas diperbatasan yakni dari imigrasi, Bea Cukai dan karantina tetap melaksanakan tugas karena aparat keamanan baik itu TNI maupun polisi berupaya untuk mengamankan kawasan tersebut,"kata Susi Wanggai.

Pagar perbatasan antara kedua negara sepanjang sekitar 100 meter itu ditutup sejak 5 April lalu setelah terjadi kontak senjata dengan ksb. Kontak senjata, Selasa (3/6) terjadi setelah kegiatan pembukaan kembali pagar diperbatasan dilakukan yang menyebabkan satu anggota TNI dari Yon 623 yakni Prada Amran mengalami luka akibat serpihan peluru.

Perbatasan RI-PNG, selama ini rawan dari gangguan ksb karena setelah mereka (ksb) melakukan aksinya seperti penembakan langsung melarikan diri ke wilayah PNG sehingga aparat keamanan kesulitan mengangkapnya.

Warga PNG sendiri setiap hari pasar yakni Selasa,Kamis dan Sabtu selalu nampak berbelanja berbagai kebutuhannya dipasar yang berlokasi di Skouw, Kota Jayapura, dengan berjalan kaki karen jaraknya hanya sekitar 500 meter dari zona netral.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement