Selasa 03 Jun 2014 15:46 WIB

Ahok: DKI Butuh Monorel, Tapi Jangan Perdaya Kami!

Rep: c63/ Red: Bilal Ramadhan
Deretan tiang monorel mangkrak di sepanjang Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Selatan (18/2).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Deretan tiang monorel mangkrak di sepanjang Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Selatan (18/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengakui saat ini DKI Jakarta memang membutuhkan transportasi makro dalam kota seperti Monorel selain Transjakarta dan Mass Rapid Transit (MRT).

Meski menurutnya kebutuhan Monorel mendesak, bukan berarti perusahaan pengembang Monorel yakni PT Jakarta Monorail berusaha memanfaatkan Pemprov DKI Jakarta. "Kita memang ngebet monorel, tapi jangan perdaya kami," ujar Ahok di Balai Kota, Selasa (3/6).

Pernyataan Ahok tersebut menanggapi permintaan PT JM yang dalam klausul kontrak lanjutan kepada Pemprov permintaan lahan udara sebanyak 200 ribu meter persegi di pusat kota seperti Thamrin dan Sudirman untuk proyek properti.

Namun, saat Pemprov DKI meminta jaminan bank lima persen dari nilai pembangunan monorel kepada pihak PT JM, perusahan tersebut tidak menyanggupinya. "Saya minta lima persen eh dia (PT JM) malah nawar setengah persen," ujarnya.

Ketidaksanggupan PT JM memberikan jaminan kepada Pemprov DKI sebesar yang ditetapkan, ia mengindikasikan ketidaksiapan finansial PT JM membangun monorel. Padahal menurutnya PT JM mengaku telah memiliki modal sekitar 30 persen.

Oleh karenanya, ia menilai ragu proyek ini rampung tepat waktu jika Pemprov DKI jadi melanjutkan kerja sama dengan PT JM. "Logikanya karena punya 30 persen, hanya minta lima persen ga dikasih, ragu dong saya," jelasnya.

Ahok pun menduga bisa saja permintaan 20 hektar lahan udara untuk properti, dimanfaatkan PT JM untuk membiayai modal sekitar 30 persen tersebut. Pemprov DKI pun bersikukuh tetap meminta jaminan maksimum sebesar lima persen untuk pembangunan monorel kepada PT JM jika ingin kerja sama dilanjutkan. Karena menurutnya, bisa saja pembangunan monorel tetap berjalan tanpa kerja sama lanjutan dengan PT JM.

Keputusan akhir Pemprov DKI Jakarta apakah akan menjalin kerja sama dengan PT JM atau tidak dalam pembangunan proyek monorel rencananya baru akan dikeluarkan pada akhir pekan ini setelah rapat terakhir Pemprov DKI  dengan PT JM pada Rabu (3/6) mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement