Ahad 01 Jun 2014 14:00 WIB

Soal Pengawasan Masjid, PDIP: Itu Agenda Seting

Baitul Muslimin Indonesia
Baitul Muslimin Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemberitaan bahwa PDI Perjuangan menempatkan aparatnya untuk melakukan aksi intelijen guna mengawasi khutbah masjid adalah sama sekali tidak benar. Bahkan, informasi itu dinilai sebagai ciptaan atau agenda seting dari pihak lain yang ingin memperkeruh suasana.

Ketua Baitul Muslimin Indonesia Hamka Haq, mengatakan, sejarah membuktikan PDIP justru yang sering menjadi korban operasi khusus. Lagipula, PDIP sama sekali tidak memiliki aparat intel.

"Yang kami miliki adalah rakyat Marhaen. Kami juga memiliki Baitul Muslimin yang memiliki peran penting dan strategis untuk membangun kader-kader manusia Indonesia yang berkarakter dan berakhak mulia," kata Hamka di Jakarta, Ahad (1/6).

Dalam kaitan itu, Hamka menekankan bahwa baik PDIP maupun pasangan Jokowi-JK, menempatkan masjid sebagai tempat yang suci, terhormat, dan sumber energi kebajikan untuk kemaslahatan umat. Jokowi-JK tidak pernah berpikir untuk menjadikan masjid sebagai tempat kampanye.

"Meskipun Pak JK sebagai ketua Dewan Masjid Indonesia, sikap kenegarawanan Pak JK justru melarang masjid dijadikan ajang penggalangan dukungan, meski untuk Pak JK sekalipun," jelasnya.

Oleh karena itulah, kata dia, PDIP mengajak semua pihak secara bersama sama menjaga tempat-tempat ibadah dengan seluruh penghormatan, sebagai tempat suci dan tidak disalahgunakan.

Hamka mengingatkan, mereka yang menggunakan tempat ibadah sebagai tempat penyiaran berita-berita yang tidak berdasarkan fakta, bahkan cenderung fitnah, justru telah menodai tempat suci itu.

"Pak Jokowi-JK selalu menaruh hormat pada kesucian tempat ibadah. Bahkan beliau berdua percaya, siapa yang mengobarkan kebencian di tempat suci, tidak akan mendapat dukungan dari rakyat," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement