REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Jumlah pendaki Gunung Merapi melalui pintu pendakian Dusun Plalangan, Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, terus meningkat. Peningkatan terjadi sejak dinyatakan berstatus normal oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) Boyolali Resor Selo, Suwigyo, di Boyolali, Sabtu, mengatakan jumlah pendaki ke puncak Merapi sejak larangan dicabut pada Sabtu (24/5) hingga kini terus meningkat cukup signifikan.
"Pendakian ke Merapi dibuka mulai Sabtu (24/5) dan sudah ada delapan pendaki dari Yogyakarta dan Jakarta melakukan perjalanan ke puncak," kata Suwigyo.
Bahkan, jumlah pendaki ke puncak Merapi selama hari libur sepekan ini sudah meningkat mencapai 50 orang. Mereka datang dari berbagai daerah seperti Yogyakarta, Solo, Semarang, Jakarta, dan lokal Boyolali.
Namun, pihaknya memberikan imbauan agar pendakian ke Merapi hanya sampai di pos ketiga atau Pasar Bubrah yang memiliki ketinggian sekitar 2.650 meter di atas permukaan air laut.
Pendaki tidak diizinkan melakukan pendakian sampai ke puncak atau ketinggian sekitar 2.900 meter dpl, karena Merapi sekarang tidak bisa diprediksi sehingga sangat berbahaya.