Kamis 29 May 2014 20:40 WIB

Orang Indonesia Semakin Sadar Akan Bahaya Rokok

Dukungan Aksesi FCTC: Mahasiswa BEM IM FKM UI menggelar aksi dukungan percepatan aksesi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) untuk Indonesia, Jakarta, Ahad (25/5). Aksi tersebut sebagai langkah dukungan pada pemerintah untuk segera aksesi FCTC, s
Foto: Yasin Habibi/Republika
Dukungan Aksesi FCTC: Mahasiswa BEM IM FKM UI menggelar aksi dukungan percepatan aksesi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) untuk Indonesia, Jakarta, Ahad (25/5). Aksi tersebut sebagai langkah dukungan pada pemerintah untuk segera aksesi FCTC, s

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemahaman masyarakat Indonesia terhadap bahaya rokok meningkat dibanding enam tahun lalu.

"Kami tidak kehilangan sepeser pun untuk peningkatan kapasitas manusia di Indonesia dengan tidak ada regulasi pembatasan tembakau dari pemerintah. Perubahannya enam tahun lalu tidak ada yang berbicara soal pembatasan tembakau, tapi sekarang ada," kata aktivis pengendali tembakau Ehsan Latif di Jakarta, Kamis (29/5).

Director of Tobacco Control at The Union United for a tobacco-free future itu menambahkan, bukti lain akan adanya peningkatan pemahaman masyarakat tentang bahaya merokok dapat dilihat dari spanduk, billboard, dan seruan-seruan bahaya rokok di ruang publik.

"Kami melihat berapa banyak sekarang yang bicara soal rokok berdampak buruk. Ini yang kami lihat juga sebagai perkembangan, karenanya kami tidak bilang peningkatan kapasitas manusia tidak berjalan di sini," tegasnya.

Karenanya, Ehsan mengatakan lembaga pengendali tembakau yang berada di bawah naungan WHO tersebut tidak akan menghentikan bantuannya kepada Indonesia untuk memerangi rokok.

Lagi pula, menurut dia, tidak hanya bantuan finansial saja yang dibutuhkan untuk membuat Indonesia mengurangi konsumsi tembakau. Tetapi juga dampingan teknis juga menjadi kunci dalam upaya tersebut.

"Tantangan menghadapi industri tembakau masih besar, karenanya dukungan untuk dunia kesehatan masih perlu dilakukan," ujar Ehsan.

Sebelumnya ia mengatakan bahwa bukan hanya Indonesia yang mengalami peningkatan konsumsi tembakau dan kebanyakan peningkatan ada di usia muda.

Dalam penelitian pada 2009, sedikitnya 15 ribu orang tewas di dunia karena penyakit turunan dari konsumsi tembakau. Indonesia menempati urutan ke-4 di bawah Tiongkok, Rusia, dan Amerika Serikat dari jumlah tertinggi yang mengkosumsi tembakau.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement