REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Wisatawan sering kali terkecoh dengan membeli kerajinan tangan buatan Bali di Singapura dan Hong Hong, kata Wayan Subandi, pengrajin perak asal Sukawati, Kabupaten Gianyar.
"Kebetulan barang saya seperti gelang, giwang, kalung, dan bros saya ekspor ke Singapura dan Hong Kong," ujarnya di Denpasar, Selasa (27/5).
Barang-barang seni hasil karya Wayan Subandi itu banyak dijual kepada wisatawan di Singapura dan Hong Kong sebagai kota dagang berkelas internasional itu. Konsumen luar negeri tertarik membeli aneka perhiasan perak tanpa harus berkunjung ke Bali.
Importir asal Singapura dan Hong Kong di awal 2014 tercatat paling banyak membeli perhiasan buatan perajin dari Pulau Dewata dan mereka banyak memboyong aneka seni perhiasan yang dipesan untuk memenuhi konsumen setempat.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat nilai ekspor perhiasan dan permata selama Maret 2014 mencapai 6,1 juta dolar AS bertambah hingga 26 persen jika dibandingkan periode bulan sebelumnya hanya seharga 4,8 juta dolar.
Konsumen Singapura tercatat paling tinggi membeli perhiasan dari daerah ini mencapai sekitar 27 persen selama Maret 2014. Disusul Hong Kong (16 persen) dan sisanya diekspor ke Amerika Serikat, Belanda, dan sejumlah negara di Eropa lainnya.
"Pasar perhiasan perak di Singapura maupun Hong Kong kini semakin berkembang dan mampu menguasai pasar di negeri itu , kata Pengusaha di pusat kerajinan perak asal Desa Celuk," Wayan Wija, pengrajin perak asal Celuk, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, itu. Aneka barang kerajinan buatan Bali berupa miniatur kuda laut, dan ikan arwana yang terbuat dari cagkang kerang. Demikian pula miniatur naga.