Selasa 27 May 2014 12:12 WIB

'Sekolah Tak Perlu Mark Up Rapor agar Siswa Lolos SNMPTN'

Rep: Dyah Ratna Meta/ Red: Indira Rezkisari
Ketua umum SNMPTN & SBMPTN 2014 Prof Dr Ganjar Kurnia saat jumpa pers hasil SNPTN 2014 di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Senin (26/5). Panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2014 meluluskan 125.406 siswa atau setara dengan 16,13% dar
Foto: Rakhmawaty La'lang/Republika
Ketua umum SNMPTN & SBMPTN 2014 Prof Dr Ganjar Kurnia saat jumpa pers hasil SNPTN 2014 di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Senin (26/5). Panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2014 meluluskan 125.406 siswa atau setara dengan 16,13% dar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)  Ganjar Kurnia mengatakan, proses seleksi pendaftar SNMPTN dilakukan dengan mempertimbangkan indeks sekolah, evaluasi rapor dan prestasi lainnya seperti prestasi akademik, misalnya pernah  juara olimpiade. Selain itu juga dilihat nilai Ujian Nasional (UN) yang diraihnya.

Proses seleksi ini, ujar Ganjar, berlangsung ketat termasuk menghubungkan antara  indeks sekolah dengan nilai UN. Misalnya saja pendaftar nilai UN-nya  tinggi padahal nilai indeks sekolahnya rendah.

"Ini aneh dan  akan menjadi pertimbangan dalam proses seleksi. Atau misalnya  indeks sekolah rendah, tapi  nilai rapor tinggi, maka bisa jadi sekolah melakukan mark up terhadap rapor siswanya," kata Ganjar dalam konferensi pers di Jakarta, Senin sore, (26/5).

Jadi, ujar Ganjar, harus ada konsistensi antara indeks sekolah, rapor, dan nilai UN. Makanya sekolah harus jujur dan memberikan nilai rapor pada siswanya sebab kalaupun rapor di mark up hanya agar siswanya lulus SNMPTN  akan ketahuan.

Indeks sekolah itu, kata Ganjar,  juga dilihat dari prestasi atau IPK kakak-kakak kelasnya. Makanya indeks sekolah itu salah satu faktor penting yang menentukan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement