REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak memberikan apresiasi terhadap keinginan lima Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berminat membangun sisi udara Bandara Samarinda Baru (BSB) karena untuk sisi daratnya sudah tuntas.
"Keinginan para BUMN ini sesuai dengan harapan kami. Dari awal memang saya berharap BUMN berpartisipasi dalam pembangunan bandara. Alhamdulillah kini mereka datang dan melihat langsung ke BSB," ujarnya di Samarinda, Sabtu.
Hal itu dikatakan gubernur ditemui wartawan saat menyambut kedatangan Menteri BUMN Dahlan Iskan dan perwakilan lima BUMN, di Bandara Temindung Samarinda. Saat itu gubernur didampingi Sekprov Kaltim, Aisten II, dan Kepala Dinas Perhubungan Kaltim.
Dia beharap pembangunan sisi udara BSB bisa diselesaikan tepat waktu sehingga dalam satu tahun ke depan sudah bisa dimanfaatkan baik oleh masyarakat Kaltim maupun tamu yang datang ke Kaltim.
Lima BUMN yang siap mengerjakan pembangunan landasan pacu BSB adalah PT Wijaya Karya, PT Adikarya, PT Waskita Karya, PT Pembangunan Perumahan, dan PT Hutama Karya.
Untuk realisasi kerja sama kata dia, akan dimulai setelah seluruh prosedur dan izin dipenuhi sehingga paling tidak dalam satu hingga dua bulan ke depan sudah mulai menjalankan prosedur.
Dia berharap agar pembangunan sisi udara BSB cepat dilakukan oleh lima BUMN yang akan membentuk konsorsium itu, sehingga Samarinda yang merupakan Ibu Kota Provinsi Kaltim segera memiliki bandara yang presentatif seperti ibu kota provinsi di daerah lain.
Apalagi selama ini Samarinda hanya memiliki bandara yang sebenarnya sudah tidak layak untuk ukuran kota besar, karena Bandara Temindung Samarinda hanya memiliki landasan pacu sepanjang 1.050 meter dan hanya bisa didarati pesawat berbadan kecil.
Di sisi lain, Bandara Temindung tidak dapat dikembangkan atau landasan pacunya tidak dapat diperpanjang karena berada di tengah kota dan merupakan kawasan padat penduduk, sehingga satu-satunya alternatif adalah memindahkan Bandara Temindung ke BSB yang saat ini masih berusaha dilakukan penyelesaian sisi udaranya.
Sementara itu, Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, bahwa lima BUMN tersebut siap membantu menyelesaikan pembangunan sisi udara BSB, terutama untuk landasan pacu sepanjang 2.250 meter, bahkan jika perlu sekaligus 2.500 meter karena dia juga akan mengajak PT Angkas Pura I untuk bergabung.
Mengenai pembiayaan, kata Dahlan lagi, landasan pacu sepanjang 2.250 meter setidaknya akan dibutuhkan biaya senilai Rp1,2 triliun, sementara waktu pekerjaannya dibutuhkan paling lambat satu tahun.
Dia meyakini dalam waktu sekitar satu tahun itu mampu diselesaikan karena pihak yang mengerjakan adalah mereka yang sudah ahli dalam bidangnya, kemudian didukung dengan banyak BUMN yang bergabung.
Disinggung mengenai hitung-hitungan keuntungan yang bakal didapat BUMN, Dahlan mengatakan bahwa BUMN yang mendukung pembangunan BSB tidak semata-mata melihat untung atau rugi, tetapi lebih pada upaya mendorong percepatan pemenuhan investasi infrastruktur Kaltim.
"Apabila BUMN membantu membangun bandara, jangan hanya melihat untung dan rugi, tetapi adalah asas manfaatnya, apalagi BUMN adalah perpanjangan tangan negara, jadi tidak terlalu mementingkan untung atau ruginya," kata Dahlan.