Jumat 23 May 2014 19:56 WIB

Aktivitas Gunung Slamet Turun, Merapi Sulit Diprediksi

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Fernan Rahadi
Aktivitas Gunung Slamet (ilustrasi).
Foto: . ANTARA FOTO/Idhad Zakaria/Koz/pd/14.
Aktivitas Gunung Slamet (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Kepala Badan Geologi, Surono menyatakan, aktivitas Gunung Slamet di perbatasan lima kabupaten Provinsi Jawa Tengah, saat ini cenderung terus mengalami penurunan.

''Meski aktivitas vulkaniknya masih fluktuatif, namun cenderung menurun,'' kata Surono, saat mendampingi Panglima TNI Jenderal TNI Muldoko, melakukan kunjungan ke Batalyon 406 Candrakusuma Purbalingga, Jumat (23/5).

Meski demikian, untuk kondisi Gunung Merapi, dia mengaku sulit memprediksi. ''Hal ini karena antara Gunung Slamet dan Merapi memiliki karakter yang berbeda,'' jelasnya.

Menurut dia, untuk aktivitas Gunung Slamet ini, kecenderungan menurun bisa dilihat dari tingkat keasaman air yang bersumber dari lereng Slamet. Demikian juga dengan temperatur sumber air panasnya.

''Dari indikator-indikator itu, kederungan aktivitas Gunung Slamet memang menurun,'' katanya.

Meski demikian dia meminta warga masyarakat yang bertempat tinggal di kaki Gunung tersebut, untuk tetap mematuhi rekomendasi yang telah dikeluatkan Pusat Vulkanoloi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Antara lain mengenai larangan beraktivitas sesuai yang direkomendasikan.

''Saat ini status Gunung Slamet sudah diturunkan menjadi Waspada. Untuk itu, larangan aktivitas bagi warga adalah di radius 2 km dari puncak. Jadi patuhi rekomendasi ini,'' katanya.

Sementara untuk yang di luar radius tersebut, Surono mempersilkan warga untuk beraktivitas seperti biasa. ''Dengan status Waspada, maka warga yang tinggal di luar radius 2 kilometer silakan beraktivitas seperti biasa. Tidak ada masalah,'' jelasnya.

Sementara untuk aktivitas Merapi di perbatasan Kabupaten Sleman Provinsi DIY dan Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah, Surono menyatakan, masih sulit memprediksi. Meski tanda-tanda aktvitas vulkanik yang juga cenderung turun, namun dia mengaku tidak bisa memastikan apakah status Marapi yang saat ini pada level Waspada, bisa diturunkan menjadi aktif normal.

''Gunung Merapi itu memiliki sifat terbuka. Gunung itu saat ini sudah tidak punya kubah. Jadi sulit diprediksi,'' jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement