REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengecek kesiapan prajurit dalam penanganan bencana, khususnya jika Gunung Slamet, Jawa Tengah, mengalami erupsi.
"Saya ingin melihat kesiapan prajurit-prajurit saya untuk memberikan pertolongan apabila terjadi letusan Gunung Slamet. Saya ingin melihat, apakah semuanya dalam posisi siap," katanya di Purbalingga, Jumat (23/5).
Moeldoko mengatakan hal itu kepada wartawan usai mendengarkan paparan kesiapan penanganan bencana Gunung Slamet yang disampaikan oleh Komandan Komando Distrik Militer 0702/Purbalingga Letnan Kolonel Infanteri Agustinus Sinaga di Batalyon Infanteri (Yonif) 406/Candra Kusuma, Purbalingga.
Turut hadir dalam paparan tersebut Panglima Komando Daerah Militer IV/Diponegoro Mayor Jenderal Sunindyo, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) Surono, Bupati Purbalingga Sukento Rido Marhaendrianto, dan sejumlah pejabat dari Markas Besar TNI.
"Saya ingin lihat apakah dapur umumnya dalam tempo yang secepat-cepatnya bisa digelar dan memberikan keyakinan kepada rakyat kita agar tetap tenang," katanya.
Dalam kunjungan tersebut, Panglima berkesempatan menyaksikan pendirian dapur umum yang diperagakan oleh para prajurit TNI di halaman Yonif 406/Candra Kusuma.
Dia meminta para prajurit TNI untuk mendirikan tenda dapur umum dalam waktu 10 menit. Permintaan tersebut segera disanggupi oleh para prajurit TNI, dan tenda dapur umum tersebut dapat berdiri dalam waktu kurang dari 10 menit.
Kendati tenda tersebut dapat berdiri dalam waktu kurang dari 10 menit, Panglima menilai kinerja prajurit TNI kurang keras sehingga dia meminta mereka untuk melakukan "push up" sebanyak 10 kali.
Setelah para prajurit TNI itu melakukan "push up", Panglima memberikan sejumlah uang pecahan Rp100 ribu dan meminta mereka agar ke depannya bisa mendirikan tenda dapur umum dalam waktu lima menit.