REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian menyatakan telah mengamankan 10 orang yang diduga kuat sebagai pelaku teror dan tindak kekerasan. Meski pun, proses pemeriksaan belum bisa menemukan target mereka secara spesifik.
"Sejauh ini, belum ditemukan secara spesifik target tertentu yang direncanakan. Tapi dengan latar belakang, langkah persiapan, dan track record, semua patut diduga mereka akan melakukan tindakan yang membahayakan orang lain, meski pun belum terlihat tindakannya," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Boy Raffi Amar, Rabu (21/5).
Polri pun terus melakukan upaya pencegahan. Seperti bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT), alim ulama dan tokoh agama.
Boy menerangkan, pola pencegahan radikalisasi yang dilakukan polisi juga telah diubah menjadi lebih proaktif. "Lebih pro aktif mengejar akan bisa menahan laju perbuatan yang akan dilakukan oleh kelompok teroris," kata dia.
Menurutnya, pencegahan kegiatan teror tidak bisa dipisahkan dari peran masyarakat. Mereka patut curiga dengan sekelilingnya jika ada kegiatan yang mengarah ke tindakan teror.
"Mereka berkumpul, melakukan hal-halt tertentu, jika seperti itu diduga melakukan persiapan untuk hal yang tidak baik. Tidak terlalu sulit memprediksinya," kata Boy.