REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Ahmad Atang, menilai pilihan Partai Demokrat untuk menjadi oposan lebih terhormat dan bermartabat dari pada memburu kekuasaan di tangan pihak lain yang belum tentu dapat.
"Sudah dapat dipastikan bahwa Demokrat tidak akan ke dua poros yang sudah ada dan juga tidak mungkin membentuk poros baru, maka langkah oposan lebih terhormat dan bermartabat daripada memburu kekuasaan di tangan pihak lain yang belum tentu dapat," kata Ahmad Atang, di Kupang, Senin terkait sikap Demokrat dalam Pilpres 9 Juli 2014.
Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengatakan partai berlambang mercy biru itu memilih tidak bergabung ke kubu Joko Widodo maupun Prabowo Subianto dalam Pilpres 9 Juli mendatang.
"Berkenaan dengan sikap dan pilihan PD dalam Pilpres ini, meskipun keputusan akhir diserahkan ke Ketua Umum dan Majelis Tinggi, preferensi PD dalam Rapimnas ini adalah tidak berpihak, dalam arti tidak bergabung dalam kubu manapun, baik kubu Pak Joko Widodo maupun kubu Pak Prabowo," ujar Susilo Bambang Yudhoyono saat membacakan hasil Rapimnas Partai Demokrat di Jakarta pada Minggu (18/5).
Pilihan ini tidak berarti para kader Demokrat menjadi golput dalam Pilpres mendatang.
"Para kader akan berikan suaranya kepada calon presiden yang memiliki platform segaris dengan Partai Demokrat," kata dia.