REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan I-2014 diperkirakan 5,8 persen - 6,2 persen lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional sekitar 5,6 persen-enam persen.
"Peningkatan pertumbuhan ekonomi tersebut didorong oleh sektor perdagangan hotel dan restoran (PHR), pertanian dan bangunan," kata Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Sabtu (17/5).
Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan itu juga dipicu oleh nilai investasi dalam berbagai aspek kehidupan di Pulau Dewata. Investasi pihak swasta di Bali dalam triwulan I-2014 tercatat Tp6,18 triliun atau 71,5 persen dari target yang ditetapkan Rp 8,65 triliun.
Demikian pula penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp2 triliun atau 66,7 persen dari target Rp 3 triliun.
Ketut Teneng menambahkan, total investasi di Bali dalam tahun 2014 diharapkan mencapai Rp18,90 triliun, namun pada triwulan I-2014 baru terealisasi Rp 8,24 triliun.
Investasi itu selain berasal dari pihak swasta, PMA dan PMDN juga berasal dari dana pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Bali maupun pemerintah kabupaten dan kota.
Ketut Teneng menjelaskan, dana pemerintah kabupaten/kota di Bali dalam tahun 2014 ini diharapkan mencapai Rp4,87 triliun, namun hingga triwulan I-2014 baru terealisasi Rp49,76 miliar atau satu persen.
Demikian pula dana Pemprov Bali diharapkan mencapai Rp436,86 miliar selama triwulan I-2014 baru terealisasi Rp296,4 juta atau 0,07 persen.
Sementara dana pemerintah pusat diharapkan Rp1,93 triliun, namun baru terealisasi Rp32,09 miliar atau 1,70 persen, ujar Ketut
Teneng.