REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi menyebut aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih fluktuatif dengan kembali terdengarnya suara dentuman.
"Setelah sempat berhenti selama beberapa waktu, suara dentuman dari Gunung Merapi kembali terdengar. Ini menandakan aktivitas gunung masih fluktuatif," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Subandriyo, di Yogyakarta, Jumat.
Suara dentuman tersebut dilaporkan terdengar sebanyak tujuh kali yang tercatat sejak Kamis (15/5) pukul 23.00 WIB hingga 24.00 WIB. Suara dentuman kembali terdengar sebanyak dua kali hingga pukul 06.00 WIB.
Subandriyo mengatakan BPPTKG belum melakukan pengukuran secara langsung mengenai konsentrasi gas yang dikeluarkan gunung api aktif tersebut. Namun, munculnya suara dentuman tersebut menandakan aktivitas gas masih cukup tinggi.
Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan, lanjut Subandriyo, belum muncul adanya keanehan atau penyimpangan aktivitas seismik gunung yang meletus pada 2010 tersebut. "Saat ini, status Gunung Merapi masih tetap dinyatakan waspada," katanya.
Mengenai suara dentuman yang terdengar di Imogiri Kabupaten Bantul, Subandriyo menyatakan bahwa suara tersebut tidak ada hubungannya dengan aktivitas Merapi.
"Suara dentuman di Bantul dimungkinkan disebabkan oleh gempa tektonik lokal, bukan dari Gunung Merapi. Suara dentuman pun tidak berlangsung bersamaan," katanya.