Jumat 16 May 2014 03:01 WIB

Pedagang Klaim Tak Ada Daging Celeng di Pasar

Rep: C71/ Red: Julkifli Marbun
Gerobak Bakso Babi Disegel: Warga melintas di depan gerobak bakso mie milik Sutiman Wasis Utomo (45 tahun) yang disegel Polisi di RT 07/08 Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Rabu (7/5).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Gerobak Bakso Babi Disegel: Warga melintas di depan gerobak bakso mie milik Sutiman Wasis Utomo (45 tahun) yang disegel Polisi di RT 07/08 Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Rabu (7/5).

REPUBLIKA.CO.ID, TAMBORA -- Mulyana, seorang pedagang daging sapi di Pasar Mitra Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat, mengklaim tak ada daging celeng di tempat ia berjualan. Pernyataan ini terkait dengan isu peredaran daging celeng (babi hutan) di beberapa pasar di Jakarta Barat.

"Pedagang di sini tinggal satu kampung, ya ga mungkin jual (daging celeng), kalau ada pasti ketahuan," ujar Mulyana, Kamis (15/5). Menurut Mulyana, kekerabatan para pedagang di Pasar Mitra mampu mencegah adanya peredaran daging celeng.

Pada Senin (5/5), Sutiman Wasis Utomo alias Udin, pemilik warung Bakso di Pekojan, Tambora, Jakbar, ditahan oleh pihak berwenang karena terbukti menggunakan daging celeng. Mulyana mengaku sudah mengetahui kabar tersebut. Akan tetapi ia tetap yakin tempatnya berjualan bersih dari daging celeng. "Mungkin di pasar lain," ujar Mulyana.

Mulyana mengatakan, daging sapi dan daging celeng secara kasat mata tampak mirip. Menurut Mulyana, potongan daging yang dipasok ke Pasar Mitra utuh dengan tulang sehingga dapat dibedakan dengan daging celeng.

Saiful, pedagang daging sapi di Pasar Inpres Jembatan Besi, Jakarta Barat, juga sependapat dengan Mulyana. Ia bahkan mengaku tidak pernah tahu rupa daging celeng.

Saiful mengatakan, saat ini harga daging berkisar antara Rp 95 ribu hingga Rp 100 ribu. Harga tersebut relatif berdasarkan potongan daging. Daging bagian depan cenderung lebih murah dibandingkan bagian belakang.

Para pedagang bakso, biasanya menggunakan daging bagian paha belakang sebagai bahan baku. Saiful juga menambahkan, pasokan daging yang ia terima berasal dari Tangerang dan Cakung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement