REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota Yogyakarta mewacanakan program pembangunan yang mengadopsi konsep kota hijau, salah satunya dari aspek kondisi lalu lintas yaitu lalu lintas ramah terhadap pengguna jalan dan bersinergi dengan lingkungan sekitar.
"Upaya mewujudkannya akan dimulai dengan menetapkan wilayah percontohan. Usulan kami adalah di Kotabaru karena merupakan wilayah permukiman yang sudah tertata dengan baik," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Wirawan Hario Yudho di Yogyakarta, Sabtu (10/5).
Menurut dia, dalam program kota hijau tersebut akan tercipta keseimbangan antara kebutuhan masyarakat dengan kondisi lalu lintas sehingga seluruh pengguna jalan dapat memperoleh haknya.
Ia mengatakan, pengguna jalan di Kota Yogyakarta sangat beragam, mulai dari pengguna sepeda motor, mobil, sepeda, kendaraan tidak bermotor lainnya, hingga pejalan kaki.
"Kami berharap dengan adanya manajemen lalu lintas yang baik, seluruh pengguna jalan ini bisa merasa nyaman dan semuanya bisa tertib mengikuti aturan yang ditetapkan. Sinkronisasi antara semua hal ini tentu tidak mudah namun akan tetap diupayakan," katanya.
Wirawan menambahkan, Kotabaru sebagai lokasi percontohan diupayakan memperoleh tambahan infrastruktur pendukung, seperti jalur sepeda dan manajemen lalu lintas yang lebih baik.
Sebelumnya, Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta juga akan menjadikan Kotabaru sebagai kawasan ramah sepeda pada tahun ini. Dinas berencana menambah berbagai infrastruktur untuk mewujudkan rencana tersebut seperti jalur sepeda dan rambu-rambu tambahan.
Ia menegaskan, upaya untuk mewujudkan kondisi lalu lintas yang lebih baik tidak hanya ditujukan agar masyarakat Yogyakarta merasa nyaman, namun juga dilakukan untuk mendukung perkembangan pariwisata di kota itu.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta Edy Muhammad mengatakan, dampak dari penetapan Malioboro sebagai wilayah semi pedestrian akan berimbas pada wilayah di sekitarnya, tidak terkecuali Kotabaru sehingga dibutuhkan pembaruan manajemen lalu lintas di lokasi tersebut.
"Salah satu dampaknya adalah pada pengaturan lalu lintas sehingga semua pengguna jalan tetap merasa nyaman dan bisa mematuhi tata tertib berlalu lintas yang telah ditetapkan," katanya.
Pemerintah Kota Yogyakarta, lanjut dia, mendapat dukungan konsultasi dari GIZ dan dimungkinkan akan ada perpanjangan kerja sama konsultasi jika dirasa masih diperlukan.