REPUBLIKA.CO.ID,SAMARINDA--Oknum guru SDN 004 Samarinda, Kalimantan Timur berinisial Am (50) yang diduga melakukan pencabulan terhadap belasan murid telah dinonaktifkan sejak 25 April 2014.
"Oknum guru berinisial Am (50) itu telah kami nonaktifkan sejak 25 April, kemudian keeseokan harinya atau pada 26 April 2014, dia telah mengajukan surat pengunduran diri," ungkap Kepala SDN 004 Samarinda Ratna Juita di Samarinda Jumat sore.
Ia mengatakan, kasus dugaan pencabulan yang dilakkan oknum guru honorer sudah mencuat sejak April 2014. Saat itu salah seorang guru menyampaikan kepada murid-murid di sekolah itu agar berhati-hati dan segera melaporkan jika mengalami perbuatan tidak senonoh.
"Setahu saya, awalnya kasus ini terungkap saat guru menyampaikan agar para murid lebih berhati-hati menyusul merebaknya kasus pelecehan yang terjadi di Jakarta Internasional School (JIS). Berselang dua hari, salah seorang murid kemudian menyampaikan bahwa dia telah dicabuli oleh Am," kata Ratna Juita.
Menurut dia, dari pengakuan itulah, kasus dugaan pencabulan tersebut mulai menjadi buah bibir di sekolah yang menjadi salah satu SD favorit di Kota Samarinda tersebut.
Pihak sekolah, kata dia, juga telah melakukan berbagai upaya, untuk mencari solusi terkait dugaan pencabulan yang dilakukan oknum guru olah raga tersebut.
"Kami sudah mengundang orang tua termasuk mempertemukan dengan oknum guru tersebut. Namun saat kami tanya, Am memberikan jawaban berbelit-belit sehingga kami juga tidak bisa menyimpulkan apakah benar ia melakukan pencabulan itu atau tidak," katanya.
Pihak sekolah juga mengaku telah menanyakan kepada tujuh murid yang diduga menjadi korban, dan mereka mengakui telah diperlakukan tidak senonoh oleh Am.
Oknum guru yang diduga menjadi pelaku pelecehan seksual itu sendiri telah diringkus Satuan Reskirm Polresta Samarinda dan hingga Jumat sore masih menjalani pemeriksaan intensif di ruang Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Samarinda.
"Kami serahkan sepenuhnya proses penyeldikan ke pihyak polisi," ujar Ratna Juwita.
Kasus pencabulan yang diduga dilakukan Am menjadi pukulan berat sekolah yang berpredikat Adiwiyata itu.
Menurut dia, selama ini sistem pengawasan sudah berjalan cukup baik, namun dengan terkuaknya kasus dugaan pencabulan itu, akan mencoreng citra sekolah tersebut.
"Selama ini, sistem pengawasan sudah kami berlakukan dan tidak menyangka justru peristiwa ini dilakukan oleh oknum guru," ujar Ratna Juita.
Para guru maupuan dirinya mengaku tidak percaya jika Am tega melakukan perbuatan tidak senonoh terhadap murid-murid tersebut.
Selama ini, kata dia, Am yang memiliki seorang anak gadis yang sudah berusia 17 tahun itu sangat dekat dengan orang tua wali murid.
"Bahkan, murid-murid selalu bersikap manja, apalagi, orang tua wali murid sudah mempercayai dan kerap menitipkan anaknya kepada Am. Jadi, kami sangat terkejut dan seolah tidak percaya, Am tega melakukan perbuatan itu," ujar Ratna Juita.
Namun, katanya, pihak sekolah sepenuhnya menyerahkan penyelesaian kasus dugaan pencabulan tersebut kepada polisi.