Jumat 09 May 2014 17:53 WIB

Sempat Semprot Dinas Kebersihan, Ahok Maklumi Kadis Kebersihan

Rep: C63/ Red: Julkifli Marbun
Basuki Tjahaja Purnama, (Ahok).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Basuki Tjahaja Purnama, (Ahok).

REPUBLIKA.CO.ID, BALAI KOTA -- Setelah sempat menyemprot Jajaran Dinas kebersihan dalam rapat bersama para pengusaha swasta kebersihan DKI Jakarta kemarin sore, wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan tidak sepenuhnya menyalahkan Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Saptastri Ediningtyas. Ahok memaklumi jabatan Kadis kebersihan saat ini yang menurutnya masih terhitung baru.

"Namanya juga ibu-ibu kan dia juga baru setahun, bisa juga dia ditipu anak buahnya, kebersihan kan udah satu geng lama nih," ujar Ahok kepada wartawan di Balai Kota, Jumat (9/5).

Ahok menyebut kekesalannya kepada Dinas Kebersihan dikarenakan kinerja seluruh jajaran dinas kebersihan yang menurutnya belum optimal. Laporan jumlah petugas honorer kebersihan di DKI Jakarta sebanyak 10.721 orang menurut Ahok merupakan permainan pegawai dinas kebersihan. Hal itu karena jumlah membengkak dari laporan awal yang hanya sekitar 3500 orang. Sedangkan menurut swasta jumlah pegawainya hanya 2700 orang. 

"2700 tambah 3500 berati kan 6200, lah ini tiba-tiba muncul jadi 10.7211 pegawai," ujar Ahok.

Ahok pun menduga jumlah tersebut merupakan rekrutan baru pegawai dinas kebersihan yang nama-namanya 'siluman' atau rangkap dengan dinas lain. Terlebih dalam laporan tersebut angkanya ditulis tanpa menggunakan sistem komputer.

"Masa laporan ditulis pake tulisan tangan, dicoret-coret. Laporan apa itu?" Ucap Ahok.

Ahok pun memberi tenggat waktu selama dua minggu terhitung sejak 8 Mei kemarin kepada Dinas Kebersihan untuk melaporkan secara rinci semua petugas honorer tersebut lengkap dengan nama, alamat dan pembagian tugas di wilayahnya. Nantinya menurut Ahok, jika semua petugas telah didata tidak lagi menggunakan sistem lama yang menurutnya tidak efektif mengatasi persoalan sampah di Jakarta.

"Saya gak mau lagi pake sistem hitungan absen, saya maunya per wilayah," ucap Ahok.

Sistem per wilayah menurut Ahok lebih pas untuk mengawasi jumlah petugas honorer yang mencapai puluhan ribu tersebut. "Kan jelas nanti kalau wilayahnya kotor, siapa yang bertanggung jawab," usul Ahok.

Selain itu, kekesalan Ahok pada rapat kemarin juga dikarenakan adanya pengaduan dari pihak swasta yang mengatakan dinas kebersihan melakukan pembatasan pengangkutan sampah yang hanya boleh satu rit. Hal itu menurut Ahok yang menyebabkan DKI terus merugi karena permainan oknum tertentu yang menyewa truk sampah ilegal. "Kan bisa aja mereka (dinas kebersihan) ngaku kurang truk terus main ambil aja truk seenaknya, kamu bisa itung gak? Kan konyol tuh, " ujar Ahok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement