Jumat 09 May 2014 14:25 WIB

Polisi Minim Altruisme

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: Djibril Muhammad
Oknum polisi, ilustrasi
Oknum polisi, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus perampokan 13 kilogram (kg) emas yang dilakukan enam oknum polisi di Tol Jagorawi menegaskan butuhnya altruisme pada polisi.

Altruisme merupakan motivasi untuk menjaga kepentingan orang lain di atas kepentingan diri sendiri. Altruisme tidak membutuhkan sebuah ganjaran atau pengakuan seseroang telah melakukan hal yang baik.

"Ini yang saya lihat tidak ada di polisi sekarang, Altruisme," kata pengamat Kepolisian, Bambang Widodo Umar, Jumat (9/5).

Polisi penting memiliki motivasi mendahulukan dan menjaga kepentingan orang lain. Bambang melihat kasus perampokan yang terjadi di Tol Jagorawi menunjukkan altruisme pada polisi telah hilang.

Kenapa bisa terjadi? Bambang menjelaskan, motivasi ini harus dilihat sejak awal perekrutan polisi baru. Polri seharusnya tidak melulu melihat keunggulan fisik ketika menerima polisi baru. Namun, kejiwaan dan karakter personel kini harus diperhatikan.

Apalagi jika dalam perekrutan polisi baru ada tindakan penyuapan. "Kalau sudah begini masuknya mental. Awal masuk sudah main suap, ke sana juga akan seperti itu," kata Bambang.

Jika ini tidak diperhatikan, Polri disebut tinggal menunggu waktu anggotanya akan melakukan penyelewan dalam tugas. Tidak ada sikap untuk menjaga kepentingan orang lain, seperti keamanan orang atau tidak melakukan korupsi (pungli).

Bambang mengatakan, Altruisme bisa dipupuk sejak penerimaan polisi baru. Menurut Bambang, polisi bukan memberikan ketakuan kepada masyarakat melainkan rasa aman dan nyaman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement