REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zaenal Abidin menginginkan pemimpin yang terpilih pada Pilpres 2014 adalah seorang yang pro terhadap kebijakan kesehatan.
"Terdapat disparitas atau perbedaan perkembangan kesehatan di berbagai pelosok. Sejauh ini kecenderungan pemimpin kita kurang mengetahui secara mendalam mengenai prioritas pembangunan kesehatan," kata Zaenal di kantornya, kawasan Menteng, Jakarta, Jumat.
Menurutnya, pembangunan kesehatan sejauh ini lebih banyak memusatkan perhatian kepada pendirian rumah sakit bukan pada skala yang lebih besar. Dengan kata lain, lebih fokus untuk pengobatan penyakit bukan pada pencegahannya.
"Terdapat pemahaman yang tidak utuh mengenai konsep pembangunan kesehatan bagi masyarakat. Seharusnya pemerintahan itu mengeluarkan kebijakan yang banyak fokus pada pencegahan penyakit, bukan pada bagaimana mengobatinya yang ditunjukkan dengan banyaknya pembangunan rumah sakit."
Dia juga memberi contoh lainnya terkait kebijakan kesehatan yang belum efektif atau contoh lainnya adalah penyelenggaraan pengobatan gratis bagi masyarakat, itu termasuk bagian dari mengobati bukan pencegahan.
"Lebih jauh, kebijakan kesehatan kita lebih banyak berkisar pada hilir saja belum pada hulu," katanya.
Kebijakan hulu yang dimaksudkan Zainal adalah bagaimana pemerintah benar-benar menciptakan kebijakan taktis yang lebih fokus kepada pencegahan penyakit. "Karena dengan pencegahan penyakit berarti mencegah rakyatnya sakit. Dengan begitu, apabila masyarakat itu sehat berarti bangsa juga sehat dan menjadi aset yang baik untuk negara kita."
Menurut Zaenal, kesehatan masyarakat yang baik merupakan modal ketahanan suatu bangsa. "Kecenderungan pemimpin saat ini adalah belum memiliki pemahaman utuh terhadap konsep kesehatan di samping banyak masalah lainnya. Kesehatan sangat utama untuk ketahanan bangsa. Bagamana negara ini utuh dan tahan terhadap segala tantangan jika rakyatnya saja sakit-sakitan," kata dia.