REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menyatakan, bahwa ada 11 desa di tiga kecamatan lereng Gunung Merapi, diminta tetap waspadai terhadap bencana alam erupsi.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BPBD Boyolali, Sugiharto, di Boyolali, Kamis (8/5), mengatakan, bahwa sebanyak 11 desa tersebut diimbau tetap waspada karena daerahnya terancam bencana erupsi Merapi jika waktu-waktu terjadi.
"Dari 11 desa di lereng Merapi itu, dengan jumlah penduduk sekitar 9.894 kepala keluarga. Dan, jumlah itu, masih bisa bertambah sesuai perkembangan jiwa saat ini," kata Sugiharto.
Pihaknya hingga sekarang masih melakukan pendataan warga setiap desa yang termasuk rawan bencana, dengan pertimbangan kemungkinan bertambahnya pertumbuhan penduduk.
Menurut dia, dari 11 desa yang termasuk rawan bencana alam Gunung Merapi tersebut antara lain Tlogolele, Klakah, Jrakah, Suroteleng, Lencoh, dan Samiran, untuk Kecamatan Selo.
Desa lainnya, kata dia, Wonodoyo, di Kecamatan Cepogo, sedangkan Jemowo, Sangup, dan Mriyan di Musuk atau sebelah utara lereng Merapi.
Selain mendata jumlah KK lebih rinci, kata dia, pihak mencatat jumlah Balita dan warga lanjut usia yang menjadi saaran prioritas evakuasi jika bencana erupsi datang.
"Kami juga telah mempersiapkan sumber daya manusia antara lain satuan tugas, relawan, dan tenaga medis. Mereka siap diturunkan untuk penanganan bencana erupsi," katanya.
Menurut dia, sebanyak 1.705 orang relawan yang meliputi Tagana, SAR Boyolali, OPRB, PMI, dan RAPI di bawah koordinasi BPBD setempat.
Bahkan, sekitar 653 Satgas anggota TNI dari Kodim dan Polres, Dishubkominfo, rumah sakit, dan Disdikpora Boyolali diap membantu penanganan bencana erupsi.